"Tidak (setuju), itu ribet. Malah menyusahkan para pengendara motor. Apalagi mereka yang bekerja di sana (Sudirman) kan. Pasti akan lebih susah masuk kerja," kata Aip saat ditemui di Halte Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama disampaika penumpang lainnya, Theda. Theda mempertanyakan, sebenarnya yang membuat macet itu motor atau mobil. Harus ada kajian lebih jauh.
"Kurang setuju. Sebenarnya yang bikin macet itu apa sih? motor apa mobil? Kenapa yang jadi korban motor? Misalkan kalau dari arah selatan mau ke pusat atau ke utara kan enaknya lewat arah sana ya, lewat kuningan," ujar Theda.
![]() |
Penumpang lain, Mona, menganggap mobil juga menghabiskan banyak ruang di jalanan. "Harusnya nggak cuma motor (yang dilarang), yang pakai ruang itu juga mobil, kalau menurut saya mending transportasi publiknya yang diperbaiki. Supaya orang juga punya alternatif lain nggak harus mengkorbankan yang punya motor," urainya.
"Mempersulit ya kalau dilarang, karena banyak orang bekerja di daerah umum, secara umum mungkin memang bisa mengatasi kemacetan. Tapi perlu dikajilah akan sangat mempersulit orang yang bekerja di sana, kan kasian mereka," ungkap penumpang bernama Ziko. (rna/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini