Tolong, Ibu di Pandeglang Idap Kanker dan Tak Bisa Berobat di RS

Tolong, Ibu di Pandeglang Idap Kanker dan Tak Bisa Berobat di RS

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Rabu, 16 Agu 2017 20:09 WIB
Seorang ibu menderita sakit kanker payudara dan tak punya biaya berobat di RS (Foto: Bahtiar Rivai/detikcom)
Pandeglang - Warni (32), seorang ibu dengan empat orang anak hanya bisa berbaring menahan sakit dengan tangis. Perempuan asal Desa Kaduengang, Cadasari, Pandeglang ini mengidap kanker payudara. Sudah berbulan-bulan payudaranya membusuk dan mengering.

Akibat menahan sakit, Warni mengaku sulit tidur dan memejamkan mata. Berbagai obat mulai dari tradisional sampai modern sudah pernah ia minum. Berbagai pengobatan alternatif sampai jampi-jampi pernah Warni coba.

Ia bercerita, awalnya beberapa tahun lalu ada benjolan di salah satu bagian payudara dan terasa sakit. Karena menduga hanya penyakit biasa, ia mengobatinya hanya dengan suntikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berapa lama, sakit yang dirasanya hilang apalagi sejak ia mulai hamil anak ke empat. Namun begitu melahirkan, kondisi berubah.

"Semenjak punya anak umuran berapa bulan mengkerut-mengkerut terus membusuk payudaranya. Satunya juga ikut busuk," kata Warni kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Cadasari, Pandeglang, Rabu (16/8/2017).

Waktu itu, Warni mengaku belum memiliki kartu BPJS Kesehatan. Ia baru mengurusnya setengah bulan lalu untuk keperluan pemeriksaan di rumah sakit. Namun, itu pun sudah terlambat, kedua payudaranya semakin mengkerut dan membusuk.

Sebulan lalu dirinya pernah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Pandeglang. Dua hari satu malam dirinya hanya ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Ia pun tidak bisa dirawat karena kamar penuh. Kemudian dirinya dibawa ke instalasi bedah.

Setelah diperiksa oleh poli bedah, dokter menyarankannya untuk dirawat. Keluarga pun mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) agar Warni bisa dirawat di RS. Sejak saat itu, Warni baru mengetahui dirinya mengidap kanker payudara.

Lalu pihak RS mengambil sampel yang diambil di bagian payudaranya namun ia diminta dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Ia pun mengaku bimbang karena tak mempunyai biaya pengobatan.

Warung yang sehari-hari digunakan untuk membiayai pengobatan pun sudah bangkrut. Rujukan ke RSCM menurutnya memberatkan keluarga. Di sisi lain, Warni mengaku masih bingung. Ada sebagian orang yang menyebutnya terkena kanker, namun ada dokter yang memvonisnya terserang tumor.

"Kata bapaknya gimana kalau di bawa ke RS Jakarta. (Tapi) Operasional kita gimana. Di sananya gimana. Nanya orang harus makan dan minum. Di sana kan pada mahal," ujarnya sambil menangis sedih.

Saat ini, Warni mengaku sakit yang dirasakannya semakin parah. Tangan bagian kirinya juga membengkak dan sakit terus-menerus. Ia bersama suaminya yang kerja serabutan mengiba bantuan pemerintah. Ia ingin segera dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan.

"Obat-obatan, udah berobat apapun. Pokoknya obat apa yang disuruh orang sudah saya minum. Diobatin sama kiai juga masih," ujarnya. (bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads