Akibat menahan sakit, Warni mengaku sulit tidur dan memejamkan mata. Berbagai obat mulai dari tradisional sampai modern sudah pernah ia minum. Berbagai pengobatan alternatif sampai jampi-jampi pernah Warni coba.
Ia bercerita, awalnya beberapa tahun lalu ada benjolan di salah satu bagian payudara dan terasa sakit. Karena menduga hanya penyakit biasa, ia mengobatinya hanya dengan suntikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semenjak punya anak umuran berapa bulan mengkerut-mengkerut terus membusuk payudaranya. Satunya juga ikut busuk," kata Warni kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Cadasari, Pandeglang, Rabu (16/8/2017).
Waktu itu, Warni mengaku belum memiliki kartu BPJS Kesehatan. Ia baru mengurusnya setengah bulan lalu untuk keperluan pemeriksaan di rumah sakit. Namun, itu pun sudah terlambat, kedua payudaranya semakin mengkerut dan membusuk.
Sebulan lalu dirinya pernah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Pandeglang. Dua hari satu malam dirinya hanya ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Ia pun tidak bisa dirawat karena kamar penuh. Kemudian dirinya dibawa ke instalasi bedah.
Setelah diperiksa oleh poli bedah, dokter menyarankannya untuk dirawat. Keluarga pun mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) agar Warni bisa dirawat di RS. Sejak saat itu, Warni baru mengetahui dirinya mengidap kanker payudara.
Lalu pihak RS mengambil sampel yang diambil di bagian payudaranya namun ia diminta dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Ia pun mengaku bimbang karena tak mempunyai biaya pengobatan.
Warung yang sehari-hari digunakan untuk membiayai pengobatan pun sudah bangkrut. Rujukan ke RSCM menurutnya memberatkan keluarga. Di sisi lain, Warni mengaku masih bingung. Ada sebagian orang yang menyebutnya terkena kanker, namun ada dokter yang memvonisnya terserang tumor.
"Kata bapaknya gimana kalau di bawa ke RS Jakarta. (Tapi) Operasional kita gimana. Di sananya gimana. Nanya orang harus makan dan minum. Di sana kan pada mahal," ujarnya sambil menangis sedih.
Saat ini, Warni mengaku sakit yang dirasakannya semakin parah. Tangan bagian kirinya juga membengkak dan sakit terus-menerus. Ia bersama suaminya yang kerja serabutan mengiba bantuan pemerintah. Ia ingin segera dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan.
"Obat-obatan, udah berobat apapun. Pokoknya obat apa yang disuruh orang sudah saya minum. Diobatin sama kiai juga masih," ujarnya. (bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini