"Waktu pas manasik di Istiqlal itu banyak banget yang hadir, kayak aksi 212 cuma ini manasik. Dari situ saya yakin, ini pasti berangkatlah," cerita Hariyono yang datang bersama istrinya di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Rabu (16/8/2017).
Namun apa yang diyakininya sirna ketika mendengar kabar First Travel ditutup. Hariyono yang juga mendaftarkan istri dan dua anaknya ini tidak berharap duitnya kembali, dia tetap berharap bisa berangkat ke tanah suci.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Korban penipuan First Travel mengadu ke Bareskrim. (Mustaqim-detikcom) |
Jemaah berhadap ada kejelasan nasib mereka. Apalagi, mereka sudah melunasi pembayaran untuk berangkat.
"Saya daftar paket yang Rp 14 juta. ini tadinya berangkat 2018. saya daftar nggak lama, eh terus ditutup. Maunya sih kembaliin duitnya, bagaimana caranya tolong dibantu," tutur Yatin yang mendaftarkan orangtuanya Februari lalu.
Bareskrim masih membuka posko crisis center. Hingga pukul 12.00 WIB, sudah ada 109 pelapor yang melapor.
"Sampai saat ini sudah ada 109 orang, baik yang personal maupun agen, untuk agen ada yang bawa sampai 350 orang paling banyak tadi," kata seorang petugas satgas crisis center Bareskrim, Dewi. (idh/idh)












































Foto: Korban penipuan First Travel mengadu ke Bareskrim. (Mustaqim-detikcom)