"Ekstimisme tumbuh ketika tidak adanya kemampuan berpikir kritis. Kalau orang punya kemampuan berpikir kritis, ekstrimisme sulit untuk bisa menembus," kata Anies saat memberi sambutan di seminar internasional bertema 'Peran Universitas dalam Penguatan Pemikiran Islam Moderat', di Universitas Al Azhar, Jl Sisingamaharaja, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017).
Menutur Anies, ekstrimisme bukan hanya ada di sektor agama tetapi di berbagai bidang. Misalnya ketika ada iklan investasi atau berusaha dengan modal Rp 10 juta dan menjanjikan pendapatan hingga Rp 30-40 juta dalam waktu 4 bulan. Masyarakat harus mengkritisi hal tersebut sebelum terjebak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Yang kedua, menurut Anies, selain berpikir kritis, di kampus juga harus mengajarkan kreatifitas. Lalu yang ketiga, di kampus harus ada kemampuan berkomunikasi dan kerja sama yang baik di tiap siswa.
"Kampus yang menumbuhkan kemampuan kreatifitas di situ lah menumbuhkan masa depan. Contohnya HP ini dibuat oleh orang yang menguasai science dan teknologi. Tapi isi HPnya di Whatsapp grup itu orang-orang kreatif yang membuat Hp menjadi berarti besar," ujar Anies.
"Mari kita ada sifat kritis, kreatif dan komunikatif dan kerja sama. Empat ini jadi modal perguruan tinggi yang tujuanmya bukan hanya moderat tapi juga menimbulkan makna di lingkungan sekitarnya," sambungnya. (yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini