Seperti dilansir CNN, Senin (14/8/2017), Gedung Putih mengecam rezim Presiden Nicolas Maduro atas pelanggaran HAM. Lebih dari 120 orang tewas dalam unjuk rasa antipemerintah sejak April lalu. Pekan lalu, Trump menyatakan dirinya dirinya tengah mempertimbangkan opsi militer sebagai respons atas krisis politik di Venezuela tersebut. Trump menyebut situasi di Venezuela sebagai 'kekacauan yang sangat berbahaya'.
Pada Sabtu (12/8) waktu setempat, putra Maduro menanggapi pernyataan Trump itu. Namun tampaknya dia sedikit bingung dengan lokasi Gedung Putih di AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuan Trump, kita akan tiba dan mengambil alih Gedung Putih," imbuhnya.
Dalam pernyataan kepada wartawan di klub golf New Jersey, tempatnya berlibur pada Jumat (11/8) lalu, Trump untuk pertama kalinya menyebut dirinya tengah mempertimbangkan intervensi militer untuk situasi kacau di Venezuela.
"Venezuela tidak terlalu jauh dan rakyatnya menderita, dan mereka sekarat. Kita memiliki banyak opsi untuk Venezuela, termasuk opsi militer jika diperlukan," tutur Trump
Secara terpisah, juru bicara Pentagon, Eric Pahon, menyebut Departemen Pertahanan AS belum mendapat perintah dari Presiden AS untuk mengerahkan personel militer ke Venezuela. Namun dikatakan Pahon, Pentagon telah siap jika memang diperlukan.
Pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi keras terhadap Venezuela, setelah Presiden Maduro bersikeras membentuk Dewan Konstituen untuk menekan oposisi yang mendominasi Majelis Nasional Venezuela. Dewan Konstituen disebut-sebut menjadi 'cara' Maduro menghapuskan Majelis Nasional. Rakyat Venezuela memprotes keras pemberontakan Dewan Konstituen yang disebut mengarah pada pemerintahan otoriter.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini