Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengatakan, wacana pembangunan gedung DPR sebenarnya sudah muncul sejak lama. Ini menyusul kondisi Gedung Nusantara I di Kompleks DPR yang sudah miring.
"Sejauh ini mengkaji terus. Tapi waktu terus bertambah. Gedung semakin tua. Sudah lebih dari 15 tahun berdiri, belum ada renovasi total gedung nusantara I," kata Taufik, Kamis (10/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, rencana pembangunan gedung DPR hingga saat ini belum juga terealisasi. Padahal wacana itu sudah ada sejak periode DPR sebelumnya yang diketuai oleh Marzuki Alie.
"Selama ini masih ditunda, pihak DPR dan kesetjenan mengembalikan ke pihak pemerintah. Tapi jangan sampai, karena mengabaikan rekomendasi PUPR nantinya terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan. Karena fisiknya sudah miring. Kita sudah ingatkan, kalau terjadi apa-apa yang tanggung jawab siapa?" papar Taufik.
Namun Politikus PAN tersebut menyerahkan soal rencana pembangunan gedung DPR ini kepada pemerintah. Sebab menurut Taufik, pembagunan juga harus melihat kondisi atau kemampuan keuangan negara.
"Urusan mau dibangun atau renovasi ditotal itu urusan pemerintah. Tapi masuk di nomenklatur kesetjenan. Bukan milik DPR tapi merupakan fasilitas negara. Kita kembalikan ke pemerintah. Karena itu nanti milik pemerintah, tapi ada di DPR. Gedung milik rakyat," urai dia.
Mengenai kondisi Gedung Nusantara I DPR yang sudah tidak memadai juga disampaikan oleh Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad. Dia mengatakan, sudah banyak aduan ke MKD mengenai kondisi Gedung Nusantara I yang merupakan lokasi ruang atau kantor 560 anggota DPR beserta para stafnya. Setiap anggota dewan, biasanya memiliki sekitar 5 orang staf.
"Gedung Nusantara I itu yang untuk kantor anggota DPR. Jadi sebelum reses waktu paripurna ada yg kejabak lift, termasuk salah satunya Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani," tutur Dasco saat dihubungi terpisah, Kamis (10/8).
"Terus ada yang ke MKD mengadu, 'gimana sih BURT, kesetjenan sampai bisa seperti itu' Makanya kita mau tanya karena sebenernya udah sering banget (kejadian di) lift itu. Bukan hanya karena liftnya, karena konstruknya udh gak bagus jadi berpengaruh katanya," sambung politikus Gerindra itu.
MKD pun rencananya akan memanggil BURT dan Kesetjenan DPR untuk meminta klarifikasi. Selain itu, MKD juga ingin menanyakan soal kenaikan anggaran DPR tahun 2018 menjadi sebesar Rp 5,7 T.
"Kita mau undang lah, ini kan soal keselamatan orang banyak. Kalau memang ada rencana bangun gedung baru, bukan berarti harus gedung mewah," ujar Dasco.
Pria yang juga bertugas di Komisi III DPR ini berharap memang ada perbaikan di Gedung Nusantara I DPR. Sebab fasilitas-fasilitas lainnya di gedung itu dikatakan Dasco memang sudah tidak layak.
"Sudah nggak layak untuk keselamatan, kalau kebakaran aja, bakal banyak yang ikut mati itu. Jalur evakuasinya nggak bagus, hydrant airnya kita nggak jamin," sebutnya.
Walau keadaan gedung sudah tidak layak, namun selama ini belum ada perbaikan. MKD berharap agar pihak-pihak yang selama ini kontra dengan DPR, bisa melihat langsung kondisi gedung DPR di Nusantara I sehingga tidak menaruh kecurigaan terhadap dewan.
"Karena mungkin sosialisasi gedung baru dilakukan dengan cara nggak tepat, LSM langsung nada minus. Kalau saya, kalau emang dilihat sudah tidak layak, kita sosialisasikan dan undang mereka untuk lihat sendiri. Jadi bukan untuk mewah-mewah," tutur Dasco.
Waketum Gerindra ini sudah beberapa kali mengalami langsung kejadian tidak mengenakan karena kurang memadainya Gedung Nusantara I. Dasco beberapa kali pernah terjebak dan merasakan lift anjlok.
"Kita rasakan agak goyang, itu menurut orang yang ngerti, konstruksinya sudah kelamaan. Kita sih mikirnya soal keselamatan aja," tutupnya. (elz/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini