"Di sana ditempatkan kontingen Polri, yang disebut kontingan Garuda ke-9. FPU itu berjumlah 140 personel, kemudian IPO (Individual Police Officer) 16 orang. Mereka di bawah kerja di bawah naungan PBB dalam konteks menjaga perdamaian yang disebut peacekeeping," ujar Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen HS Maltha di kantornya, Jl Patimura No 38, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (8/8/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugas FPU-9 Indonesia adalah menjaga para pengungsi internal (IDPs) di Area of Responsibility (AoR) sesuai zona warden atau Zone C yang terdiri dari 11 subzone yang wajib dilakukan patroli dan pengamanan. Zone Warden merupakan kawasan pemukiman warga lokal, namun sebagian kecil ada yg disewakan untuk tempat tinggal staf PBB diluar super camp yang bekerja di UNAMID yang wajib dilindungi jika terjadi tindak kriminal dan serangan dari pihak pemberontak.
Kegiatan Sosial
Di luar tugas-tugas pokoknya sebagai penjaga perdamaian, tim FPU Indonesia juga melakukan kegiatan sosial yang tidak kalah pentingnya. Konflik berkepanjangan di Sudan memang telah membuat masyarakat Sudan hidup dalam serba keterbatasan, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak UNAMID.
"Kontingen Indonesia khususnya FPU 9, mereka di samping bisa melakukan tugas pokoknya, mereka juga bisa melakukan tugas-tugas samping seperti melakukan kegiatan sosial, memberikan hiburan, mengajarkan tarian, transform of culture jadi mereka mengajarkan menyanyi, bahasa, mengaji juga tidak kalah pentingnya," papar Maltha.
![]() |
Tidak jarang, tim FPU melakukan kegiatan charity (amal), yang tentunya atas seizin UNAMID (United Nations-African Mission In Darfur). "Banyak kegiatan sosial yang kami lakukan, seperti yang kami lihat kemarin mereka (tim FPU) mendatangi kamp pengungsi, memberikan buku alat tulis, alat-alat belajar lainnya yang semuanya diserahkan langsung oleh kami mewakili Polri yang ditugaskan oleh Bapak Kapolri," sambungnya.
Dalam pergaulannya sehari-hari dengan kepolisian negara lain, tim FPU saling bertukar informasi hingga pengalaman. "Jadi banyak hal yang didapat oleh anggota yang melakukan tugas, baik yang juga memberikan di Sudan tidak dibatasi ke polisi Sudan, tapi juga ke polisi-polisi yg melaksanakan tugas misi PBB di sana," terangnya.
Kontingan FPU Indonesia sering mendapat predikat terbaik karena banyaknya kegiatan positif yang dilakukan. "Sejauh ini memang beberapa kontingen sampai ke kontingen 9, kita selalu merebut hati mereka dan mendapat predikat menjadi kontingen terbaik selama penugasan di El-Fashier, Darfur, Sudan," katanya.
"Oleh karena itu kami harapkan ke depan agar tetap termotivasi apapun kegiatannya di sana, agar tetap menjaga nama baik bangsa dan negara terutama Polri," sambungnya.
Dalam menjalankan misi perdamaian PBB, kontingen Polri ini tidak hanya dikirim ke Sudan. Sampai saat ini, Polri sudah mengirimkan 4 ribu personel ke beberapa negara yang berkonflik.
"Sebagai informasi masyarakat, bahwa polisi dalam konteks mengirimkan ke misi perdamaian ini sudah berjumlah 4.000 personel tidka hanya di Sudan, tetapi juga ke Haiti, Kamboja, Bosnia, kemudian ada di Naribia dan lain-lain. Insya Allah sampai saat ini mereka sudah punya predikat cukup baik, menjadi peringkat pertama bahkan kontingen terbaik apabila dibanding berbagai kontingen lain," tuturnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini