"Artinya dari KPK kita ajak ke lapangan untuk prarekonstruksi ini, agar mengetahui kondisinya di lapangan itu seperti apa," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/8/2017).
Upaya prarekonstruksi sudah dilakukan oleh penyidik berulang kali. Hal ini dilakukan agar penyidik bisa mendapatkan gambaran secara utuh mengenai rangkaian peristiwa teror tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menegaskan, timnya bekerja keras untuk mengungkap pelaku teror. Selain memeriksa saksi-saksi, polisi juga menggandeng Kepolisian Australia (AFP) untuk menyelidiki kasus tersebut.
"Pelibatan AFP ini, karena ada CCTV yang kurang jelas. Mudah-mudahan dengan diperiksa di AFP bisa memberikan petunjuk pelakunya, AFP kan punya alatnya," terang Argo.
Dalam kasus ini polisi sudah memeriksa 59 orang saksi terkait kasus tersebut. Bahkan polisi juga sudah membuat satu sketsa wajah yang dicurigai sebagai pelakunya.
"Saksi ini memberikan keterangan soal ciri-ciri orang yang mencurigakan, bentuk hidungnya seperti apa, rambutnya, matanya. Nanti itu disketsa, setelah jadi nanti kita perlihatkan kembali ke saksi, benar tidak seperti ini wajah orang yang mencurigakan itu," jelas Argo. (mei/fdn)