Misalnya saja Reuters yang memberitakan serangan kera liar dengan judul 'No Monkeying Around, Indonesia task force vows'. Dalam berita disebut pemerintah telah mengerahkan polisi dan tentara untuk membantu menangkap kera liar itu.
Kera tersebut mulai datang ke pemukiman warga yang berdekatan dengan hutan pada dua bulan lalu. Dirasa telah menganggu manusia, kera itu pun ditembak dan kini mereka datang kembali
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma Reuters, media internasional lain yang memberitakan soal serangan kera liar itu seperti Huffington Post, The Straits Times dan South China Morning Post.
Sudah ada 14 orang yang terluka akibat amukan kera dan meresahkan warga. Kepala Desa Sendang, Karanggede, Sukimin mengatakan perburuan terhadap kera dilakukan karena meresahkan warga.
"Sudah sekitar 14 orang yang terluka. Di Desa Sendang 3 orang, Desa Bangkok 4 orang, Desa Dologan 4 orang. Kemudian di wilayah Kecamatan Kemusu ada 3 orang yang luka (akibat diserang kera)," jelasnya.
Menurut Sukimin, kera tersebut masuk ke pemukiman penduduk dan menyerang warga yang rumahnya berdekatan dengan hutan. Dia tidak tahu asal-muasal dan jumlah kera liar yang sering menyerang warga tersebut. Namun selama ini yang sering muncul hanya dua ekor.
Foto: Reuters |
Dia juga tidak tahu, mengapa kera liar itu sering menyerang warga. Padahal, makanan di dalam hutan maupun ladang pertanian warga juga banyak.
"Kalau makanan saya kira nggak kurang. Ada jagung, pisang, ketela banyak. Di sini (Desa Sendang) ayam milik warga banyak yang hilang," katanya. (nkn/fdn)












































Foto: Reuters