Dukung Jokowi di 2019, Hanura: Tidak Ada Politik Gratis

Dukung Jokowi di 2019, Hanura: Tidak Ada Politik Gratis

Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Sabtu, 05 Agu 2017 11:38 WIB
Foto: Fida Ul Haq/detikcom
Badung - Partai Hanura memastikan mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019. Hanura menyebut dukungan kepada Jokowi juga menjadi strategi mendapat dukungan suara pada pileg.

"Ada, ada korelasinya, tapi tidak seratus persen. Kita mendukung Jokowi karena pemerintahannya bagus, kinerjanya bagus. Kita berharap mendukung Pak Jokowi kemudian partai tidak bekerja lagi, itu tidak seperti itu. Karena yang dukung Pak Jokowi ada enam partai dan enam partai yang mendukung juga harus bekerja," kata Ketua DPP Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Selatan Fauzi H Amro di Hotel Stone, Legian, Badung, Bali, Sabtu (5/8/2017).

Namun Fauzi menegaskan elektabilitas Hanura tidak semata bergantung pada sosok Jokowi. Hanura, menurutnya, akan terus bekerja keras untuk mendulang suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan banyak pertimbangan orang mendukung Jokowi, kesamaan visi dan program itu pertama. Kedua, ada kecocokan di pemerintah, mungkin ada koalisi di pemerintahan dan di kabinet atau di DPR. Ketiga ada mungkin dengan mendukung Jokowi suara Hanura bisa naik. Tapi subtansinya besar atau tidaknya Partai Hanura, tergantung Hanuranya sendiri, bukan figur Presiden," sambungnya.

Fauzi tidak menampik bila dukungan yang diberikan untuk mendapat tambahan jatah kader di kursi menteri. Dia menegaskan tidak ada dukungan tanpa timbal balik di politik.

"Nggak adalah, politik nggak ada yang gratis. Itu yang penting itu. Nggak ada yang dukung gua tiba-tiba lo yang jadi, gua nggak jadi. Nggak mungkinlah, nggak ada yang ikhlas seratus persen di politik, kita sudah tahu itu. Tapi siapa yang mendukung, pasti ada jatah dari Presiden. Cuma porsinya, seberapa besar kursinya berapa, kalau persentasenya kecil berapa kursi, kalau masuk belakangan berapa kursi, itu lain," papar Fauzi.

Soal isu reshuffle, Fauzi menolak berkomentar. Tapi dia menegaskan Hanura akan selalu setia dalam pemerintahan.

"Ya, kalau di-reshuffle hak prerogatif Presiden. Dalam tradisi oposisi dan semi-oposisi di kita sudah nyatakan. Tapi kan ada yang kadang masuk pemerintah, kadang keluar. Saya nggak tahulah partainya seperti apa," pungkasnya. (fdu/fdn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads