"Saya sudah konfirmasi lagi bahwa kejadian ini di Kupang dan ketua Gerindra DPC Kupang ada di lokasi dan pernyataan itu benar dilontarkan oleh yang bersangkutan," ujar Aryo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (4/8/2017).
"Kami akan melakukan tindakan hukum. Fraksi Gerindra akan melakukan tindakan hukum dan melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sangat kami sayangkan,masa karena hanya kita berbeda pendapat ada tuduhan seperti itu. Saya pribadi akan tanyakan juga ke teman-teman di NasDem untuk memastikan kejadian ini tidak terulang lagi," kata Aryo.
"Kita ingin menjaga hubungan baik jangan sampai karena ada satu anggota yang terlalu semangat sehingga keluar pernyataan yang mengadu domba kita," sambung dia.
Aryo mengatakan pihaknya akan menunggu pernyataan resmi dari NasDem soal masalah ini. Ia juga menuturkan akan berkomunikasi dengan Prabowo sebagai Ketum Gerindra terkait masalah tersebut.
"Kami menunggu pernyataan resmi dari mereka kita berikan penjelasan kesempatan untuk menjelaskan karena saya yakin juga pasti ini ada gejolak di internal juga yang disebabkan oleh pernyataan ini," sebut Aryo.
"Untuk pak Prabowo, saya belum ketemu beliau, beliau baru balik dari luar kota tapi nanti saya akan lapor dan menghadap beliau juga untuk update nanti ada pernyataan langsung dari Gerindra terkait ini," tambah anggota Komisi VII DPR ini.
Pidato Viktor di Kupang, NTT menyebar dari satu grup WhatsApp ke grup lainnya dan juga ramai disorot di media sosial. Dalam pidatonya, Viktor menyebut Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN sebagai parpol yang intoleran dan mendukung ideologi khilafah karena menolak Perppu Ormas.
Dalam pidatonya itu, Viktor menyebut partai-partai tersebut tak mendukung keberagaman. Dia meminta kepala daerah-kepada daerah yang diusung 4 parpol tersebut tak dipilih di pilkada. Viktor sudah dihubungi, namun belum ada konfirmasi dari pihaknya. (lkw/elz)