"Kebakaran umumnya karena ada yang membakar, jadi bukan karena alam, tetapi karena adanya yang membakar," ujar Nazir seusai rakor karhutla di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2017).
Hasil pemantauan Badan Restorasi Gambut menyebutkan kebakaran hutan terjadi di luar area gambut. Sedangkan 26 persen area gambut yang terbakar akibat tangan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nazir mengatakan, dari hasil pendataan sementara, hampir setengahnya kebakaran terjadi di area konsesi. Pihaknya juga telah melapor ke penegak hukum.
"Ada yang (perusahaan) sama, di Riau , Kalbar, Sumsel juga ada. Tapi yang banyak di Riau dan Kalbar. Sudah kita laporkan dan sedang ditangani dan sudah diperingatkan oleh Menteri LHK untuk segera (ditindak ke polisi)," tuturnya.
Ada Penurunan Titik Api
Nazir mengatakan, dibanding tahun lalu, jumlah titik api tahun ini menurun. Meskipun begitu, pihaknya berharap angka itu terus dapat dikurangi.
"Walaupun dilihat ada faktor La Nina tahun lalu, tahun ini memang kemaraunya akan lebih panjang dari tahun lalu dan kita berharap tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu dan itu dibuktikan sistemnya dibangun Pak Menko Perekonomian dan Polhukam serta jajarannya Bu Siti, BNPB Pak Wiliam, itu sudah berjalan dengan baik," katanya.
Nazir mengatakan antisipasi yang dilakukan adalah mensosialisasi pencegahan dan koordinasi di lapangan. Pihaknya juga mengimbau masyarakat adat tidak membuka lahan baru dengan dibakar.
"Kita sudah ada beberapa contoh dilakukan lahan pertanian daerah dengan pemda dan BRG. Ini kita perkuat terus, kalau orang membakar karena kriminal harus penegakan hukum, tapi petani kita sosialiasikan cara membuka lahan tanpa pembakaran," ucapnya. (edo/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini