"Ada beberapa teman bilang, dia masukin saldo tapi nggak dipotong, jadi tunggakannya banyak, nggak ngerti juga," ujar salah seorang warga bernama Njoh (54) saat ditemui detikcom di kompleks Rusun Tambora, Jakarta Barat, Kamis (3/8/2017).
![]() |
Sistem pembayaran di Rusun Tambora adalah dengan autodebit lewat rekening Bank DKI. Penghuni harus memiliki saldo lebih dari biaya sewa sebelum saldonya dipotong.
detikcom kemudian menemui warga yang sering tak dipotong saldonya. Padahal dia mengaku setiap bulan dia mengisi saldonya minimal Rp 500 ribu. Untuk diketahui, biaya sewa paling mahal di Rusun Tambora adalah Rp 485 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia heran karena saldonya tak dipotong tahun lalu. Kini dia harus memiliki saldo lebih dari Rp 5 juta untuk melunasi tunggakan.
![]() |
"Ya kan kalau misalnya saya punya uang di bank, kenapa nggak dipotong dari dulu, ya?" ujar Ratna.
Ratna bukanlah warga gusuran. Dia tinggal di sana sejak rusun itu dibangun, sehingga rekening bank untuk pembayaran sewa atas nama ibunya.
Pada kompleks rumah susun itu sebetulnya ada cabang Bank DKI. Namun, menurut Ratna, cabang pembantu itu hanya bisa untuk menyetor tabungan.
Ratna harus mengurus ke Bank DKI Cabang Cideng jika ingin menanyakan perihal saldonya yang tak dipotong untuk biaya sewa. Namun dia belum sempat mengurusnya hingga saat ini.
Meski dianggap nunggak hingga berbulan-bulan, Ratna mengaku betah tinggal di Rusun Tambora. Terlebih ketika rusun itu terus direnovasi oleh Pemprov DKI.
"Iya, kita sudah nyaman, ada sekuriti juga, sudah enak kok kita tinggal di sini," ungkap Ratna. (bag/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini