Polda Papua Gandeng Komnas HAM, Selidiki Fakta Bentrok di Deiyai

Polda Papua Gandeng Komnas HAM, Selidiki Fakta Bentrok di Deiyai

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 03 Agu 2017 15:12 WIB
Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar (Wilpret/detikcom)
Jakarta - Kabid Humas Polda Papua Kombes Jannus Siregar bersama perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua melakukan check and recheck kebenaran kronologi bentrokan warga Deiyai dengan polisi. Rombongan berangkat ke Deiyai kemarin pagi, Rabu (2/8).

"Kabid Propam sudah berangkat ke lokasi, Rabu pagi. Dan saat ini sudah bergabung dengan Komnas HAM Papua untuk mendalami peristiwa tersebut," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal kepada detikcom, Kamis (3/8/2017).

AM Kamal menggambarkan langkah-langkah penyelidikan yang akan dilakukan, misalnya meminta keterangan para saksi mata, mensiknronkan keterangan antarsaksi, dan memastikan jenis peluru yang digunakan polisi saat bentrokan pecah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapan Polda Papua tentunya akan mendapatkan fakta-fakta bentrokan terjadi. Bagaimana warga meminta tolong, apa tanggapan dari yang dimintai tolong," ujar Kamal.

"Lalu saat warga datang, bagaimana karyawan perusahaan menelepon polisi sampai terjadinya bentrokan. Siapa dahulu yang memulai anarki," sambung dia.

Kamal mengatakan pihak Propam akan memeriksa langkah penanganan kerusuhan yang dilakukan kepolisian Deiyai. Dijelaskan dia, polisi memiliki tiga tahap menggunakan senjata, yaitu mulai penggunaan peluru hampa, peluru karet, hingga peluru tajam.

"Dalam rangka penanganan kerusuhan massa, kita ada tahapan peluru hampa, karet, sampai tajam. Tim investigasi akan mencari tahu kapan peluru-peluru itu ditembakkan," jelas Kamal.

Terakhir, Kamal menegaskan, Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar telah memerintahkan Bidang Propam untuk menindak tegas anggota jika disimpulkan terjadi kesalahan SOP penggunaan senjata saat penanganan kerusuhan di Deiyai.

"Pimpinan Polda sudah menyampaikan, jika ada pelanggaran dari anggota, supaya ditindak tegas," tutup Kamal.

Bentrokan ini menyebabkan seorang warga bernama Yulianus Pigai tewas dengan luka tembak. Yulianus tewas setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit pascakerusuhan. Kerusuhan berawal dari seorang warga yang meminta bantuan karyawan PT Putra Dewa Paniai untuk mengantar orang sakit.

Warga tersebut mendatangi kamp karyawan yang sedang membangun proyek Jembatan Oneibo di Kampung Bomou, Distrik Tigi. Karyawan tersebut menolak memberikan bantuan karena orang yang sakit dinilai sudah dalam kondisi sekarat. Dia takut dipersalahkan jika nantinya orang tersebut meninggal dalam perjalanan.

Tak lama, warga yang meminta bantuan kembali datang dan mengatakan orang yang sakit telah meninggal dunia. Dia meminta kegiatan proyek dihentikan sementara. Lalu mendadak sekelompok warga menyerang karyawan di kamp hingga akhirnya karyawan meminta tolong pada Polsek Tigi.

Anggota Polsek datang bersama personel Brimob dan terjadilah bentrok. Warga menyerang dengan panah dan batu, sementara polisi meredam dengan melontarkan tembakan. (aud/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads