"Tentang TGPF mestinya Kapolri diuntungkan bila dibentuk TGPF, sehingga bisa digunakan untuk melihat secara objektif proses yang sekarang berjalan sekaligus bisa menjadi legitimasi bagi Kapolri untuk menindak oknum yang terlibat," kata Novel kepada detikcom, Selasa (1/8/2017).
Namun, apabila Polri tetap bergerak sendiri, Novel menyebut pengusutan teror kepadanya dan para pegawai KPK tak akan pernah selesai. Novel juga sempat menyampaikan rasa pesimistis itu saat blak-blakan dengan detikcom di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Novel menduga tawaran kerja sama Kapolri dengan KPK lantaran Kapolri sudah menerima laporan terkait dengan adanya oknum Polri yang menerima suap untuk melakukan teror kepadanya dan para pegawai KPK lainnya. "Tentang rencana kerja sama dengan KPK, saya menduga Kapolri sudah dapat laporan atau bukti bahwa ada oknum Polri yang terima suap untuk melakukan teror terhadap saya dan orang-orang KPK lainnya," tutur Novel.
Pada Senin kemarin, Tito mengakui kinerja polisi dalam mengusut kasus Novel selama ini dipandang kurang kredibel. Untuk itu, pihaknya meminta publik mempercayakan pengusutan kasus tersebut kepada Polri dan tim KPK, yang dinilai kredibel.
"Nah selama ini juga tim Polri bekerja, oke kalau mungkin misalnya kalau dianggap kurang kredibel, saya kira tim dari KPK sangat dipercayai publik, dan kredibel. Oleh karena itulah kita berpikir kenapa tidak digabungkan dengan KPK supaya bersama-sama, sebaiknya kita percayai kedua lembaga ini, baik Polri dan KPK," tuturnya. (dhn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini