Penghuni Kawasan Sekolah Pinangsia Bakal Direlokasi ke Rusun Cakung

Penghuni Kawasan Sekolah Pinangsia Bakal Direlokasi ke Rusun Cakung

Arief Ikhsanudin - detikNews
Jumat, 28 Jul 2017 21:19 WIB
Foto: Arief Ikhsanudin/ detikcom
Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah memutuskan masalah relokasi warga yang tinggal di SMP Negeri 22, dan SD Pinangsia 06, Pinangsia, Jakarta Barat. Namun, dari sekitar 16 Kartu Keluarga (KK), Pemprov DKI Jakarta hanya merelokasi 6 keluarga ke rumah susun (Rusun) di Cakung.

"Penghuni yang ada disitu, yang benar-benar 'penghuni.' Mereka yang dari awal tinggal, bukan pengontrak. Akan direlokasi ke Rusun. Rusun di daerah Cakung," ucap Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhayati, saat dihubungi detikcom, Jumat (28/7/2017).

Susi menjelaskan, yang dimaksud dengan penghuni asli adalah keluarga dari delapan orang yang memiliki ijin tinggal di kawasan sekolah pada 1959. Saat ini, hanya enak keluarga yang masih menempati kawasan sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemprov DKI Jakarta tidak akan memindahkan penghuni lain ke rusun atau memberi kompensasi lainnya.

"Kalau semuanya dikasih rusun, kita terbatas. Kalau yang ngontrak dikasih, jadi presenden yang tidak baik," ucap Susi.

Kemudian, terkait masalah mediasi, Susi menjelaskan sudah melakukan sejak 2011. Menurutnya, dalam pertemuan itu penghuni tidak akan menuntut jika dipindah.

"Dari tahun 2011 (ada mediasi), saya lengkap buktinya, tidak ada pernyataan menuntut, tiba-tiba menuntut. Jadi kita lihat kronologisnya," ucap Susi.

Waktu pelaksanaan eksekusi belum pasti. Namun, rencananya awal akan dilakukan pada hari Selasa (2/8) dengan menggandeng pemerintah Kota Jakarta Barat.

"Rencana masih kita godok. Tapi artinya, karena pembangunan sekolah selesai di akhir Desember 2017 maka harus cepat-cepat," ucap Susi.

Sebelumnya, warga menolak direlokasi karena merasa memiliki ijin tinggal di kawasan sekolah tersebut. Mereka menilai dinas belum melakukan mediasi dengan pihak penghuni.

"Wacana pemindahan itu bergulir lima sampai enam tahun lalu. Kemudian, pada 19 Juni 2017, kami mengundang Pak Prasetyo Edy (Ketua) DPRD DKI Jakarta. Dia bilang harus ada mediasi antara warga dengan pihak Dinas (Pendidikan). Namun, setelah lebaran, tiba-tiba orang datang mencopot genting," ucap Silalahi, salah satu warga setempat. (aik/nkn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads