Rencana pertemuan SBY dengan Prabowo Subianto nanti malam dilihat sebagai fenomena yang menarik. Jika benar terjadi, koalisi SBY dan Prabowo menuju Pilpres 2019 akan melahirkan kekuatan besar.
"Saya melihat pertemuan SBY dan Prabowo ini satu pembukaan yang akan memunculkan perkubuan politik yang hanya bisa diimbangi kombinasi Megawati dan Jokowi, puncaknya adalah 2019. Jika Jokowi terpilih kembali, tentu pemerintahan akan diteruskan. Jika Prabowo bisa mengalahkan, tentu yang di luar pemerintahan saat ini yang akan meneruskan," kata founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, kepada wartawan, Kamis (27/7/2017).
Denny lantas mengungkap peta politik nasional saat ini. Ia menyebut ada empat pusaran kekuatan politik yang kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, Jokowi, karena dia adalah presiden, jadi semua gerak-gerak dia itu kuat. Kedua, Megawati, dia pemimpin partai terbesar saat ini. Ketiga, Pak SBY, karena dia mantan presiden 10 tahun dan jaringannya masih kuat. Dia juga ketua umum partai. Keempatnya, Prabowo, yang sekarang ini dari segi elektabilitas partainya kedua terbesar dan dia pun calon presiden terkuat kedua setelah Jokowi," ungkap Denny.
Nah, jika keempat kekuatan besar ini bergerak dan bermanuver, akan besar efeknya dalam Pemilu 2019. "Nampak sekarang dua-dua, Mega-Jokowi satu kubu dan Prabowo-SBY ada di kubu lainnya. Jika ini terjadi, maka Indonesia akan kembali terpolarisasi menjadi dua kubu. Kubu Mega-Jokowi yang akan mencapreskan Jokowi, begitu juga Prabowo mungkin akan muncul kembali," tuturnya. (van/fay)