Saat menghadiri acara Rapimnas Golkar pada 22 Mei lalu di Balikpapan, Kalimantan Timur, teriakan senada mencuat dari beberapa kader Golkar. Beberapa hari lalu, pengurus teras tiga partai politik, NasDem, PAN, dan Gerindra, meski masih atas nama pribadi, juga menyebut alumnus Akmil 1982 itu layak maju dalam pemilihan Presiden dan wakil presiden 2009.
Baca juga: Jenderal Gatot Jadi Rebutan |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia melanjutkan, hal itu tergantung sejauh mana respons dari publik terhadap sosok Gatot. Jika respons tidak cukup baik, "kemungkinan poros ketiga tersebut tidak akan pernah terwujud."
Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia Denny JA mengakui nama Gatot ada dalam tiga besar calon presiden 2019, selain Jokowi dan Prabowo. "Sampai hari ini memang tiga nama itu yang kuat. Tapi Gatot kesulitan mencari partainya," tulis Denny singkat melalui layanan Whatsapp. Tapi saat ditanya soal prosentase maupun kapan survey terakhir dilakukan, ia tak merespons.
Sebaliknya Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, peluang Jenderal Gatot sebagai Capres 2019 tak cukup besar. Hal itu merujuk dua poros calon yang terbentuk kuat, yakni pendukung Jokowi dan kubu Prabowo Subianto.
Partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah yakni: Golkar, NasDem dan PPP sudah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi. PDIP, Hanura dan PKB pada waktunya kelak juga kemungkinan besar akan satu suara mengusung Jokowi.
Poros kedua dibentuk oleh Gerindra yang kuat kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera.
Tersisa PAN dan Demokrat. Namun gabungan kursi di DPR antara Demokrat dan PAN tak cukup untuk membentuk poros sendiri. Demokrat baru bisa membentuk poros sendiri bila bisa menggaet satu partai baik dari kubu Jokowi atau pendukung Prabowo.
Misalnya, kata Qodari, Demokrat dan PAN bisa menggaet PKB untuk bergabung. Maka poros ketiga bisa terbentuk. Partai Demokrat akan menjadi pemimpin dalam poros ketiga ini.
Sebagai pemimpin poros, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kemungkinan besar akan mengajukan Agus Harimurti ketimbang Gatot sebagai calon presiden. "Pendampingnya Zulkifli (Hasan) atau Muhaimin Iskandar," kata dia. Di poros ketiga ini, peluang Gatot sebagai Cawapres juga berat. Pasalnya partai koalisi tentu akan mengajukan kader mereka sebagai calonnya.
Sejauh ini Jenderal Gatot tak pernah menanggapi rencana sejumlah parpol yang akan mengajukan dirinya sebagai Capres atau pun Cawapres 2019. Ia menegaskan sebagai Panglima TNI dirinya tidak etis bermimpi menjadi presiden. Bagaimana kalau ada partai yang mencalonkan? "Itu kan kabar, tanya yang kasih kabar saja," tangkisnya. (erd/ams)











































