Sepuluh bulan berdinas memang terasa singkat. Namun hiruk-pikuknya di Jakarta telah menyita waktu, tenaga, dan pikiran perwira tinggi yang akrab disapa Iwan Bule itu.
"Tentunya setiap saya di rumah, tak berhenti melihat handpone dan HT. Jadi setiap bangun saya lihat, saya lihat," ujar Iwan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (26/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang penting kamtibmas Jakarta harus kondusif. Anggota yang 36 ribu, saya khawatir terjadi apa apa," ungkapnya.
Namun, berkat kesigapannya dan seluruh jajarannya, situasi Jakarta berhasil terkendali. Banyaknya aksi yang menyita tenaga dan waktu juga berhasil dia kendalikan dengan baik.
"Tapi, alhamdulillah, mungkin karena Yang Mahakuasa, malah prestasi. Seperti lalu lintas kemudian dan lain sebagainya. Itu berkah buat saya," imbuhnya.
Jakarta sebagai barometer menuntutnya bekerja dengan totalitas. Meski begitu, ia mengaku tidak tertekan oleh situasi Jakarta yang sempat gaduh akibat panasnya suhu politik selama Pilkada DKI Jakarta.
"Tekanan nggak ada, ya. Tugas biasa saja saya pikir. Metro Jaya kan barometer. Oleh sebab itu, kami berkomitmen untuk bisa menciptakan situasi kondusif. Saya sampaikan, saya akan totalitas di semua lini ya, apalagi di Metro Jaya. Karena kita tahu, Metro Jaya ada apa-apa akan berekses pada tempat lainnya," lanjutnya.
Ia ingat momen ketika mengamankan aksi massa bersama Pangdam Jaya, yang sempat ricuh pada pengujung 2016. Perlawanan massa tidak membuatnya surut untuk membuat situasi Jakarta tetap kondusif.
"Kasarnya, nyawa pun akan saya berikan untuk negara ini. Seperti kemarin itu banyak hiruk-pikuk, saya maksimal. Saya sudah sampaikan ke Pangdam tempo hari, 'Mas, kalau kita harus sampai di sini, itu umur kita. Kita berkah bisa sampai di tengah Ibu Kota dan menciptakan situasi kondusif,'" tandasnya. (mei/dhn)