Dalam rilis yang diterima dari Pemkot Semarang, Rabu (26/7/2017), anak-anak tersebut mengikuti peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 tingkat Kota Semarang di Taman Budaya Raden Saleh, hari ini.
Ika, siswa yang berhasil menjawab pertanyaan nama Wali Kota Semarang, berhasil mendapat sepeda. Sedangkan Salma membawa pulang uang tunai Rp 500 ribu karena berhasil menjawab pertanyaan tanggal peringatan HAN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua sifat tersebut tidak boleh dicontoh dan harus dihindari bila adik-adik ingin sukses," ungkap Hendi.
Tak hanya itu, untuk menjadi sukses dan hebat, dibutuhkan anak-anak muda yang berani, kreatif, inovatif, berwawasan luas, dan berkelakuan baik. Selain itu, harus giat menabung. Prestasi di bidang apa pun, baik akademis, atletik, olahraga, maupun seni, pasti akan berguna untuk masa depan.
"Kalau ada yang masih berantem, narkoba, tidak usah ikut-ikutan karena akan mengganggu cita-cita. Game dan internet sebagai bagian dari teknologi informasi yang maju harus dikontrol penggunaannya khusus pada hal-hal positif," imbaunya.
Tak bisa dihindari, kemajuan teknologi informasi dan media sosial memberikan kemudahan informasi. Dengan hanya satu kali klik, kita akan memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan di berbagai belahan dunia. Namun, hal ini juga harus diikuti dengan kecerdasan dan kebijakan dalam memanfaatkan media informasi untuk hal-hal yang positif.
Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2017 ini mengangkat tema 'Generasi Hebat, Cerdas dari Media dan Cerdas Bermedia'. Peringatan ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Hendi.
Selain itu, kegiatan diikuti oleh Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Ketua DPRD Kota Semarang, Ketua Komisi D, serta Ketua TP PKK, DWP, GOW dan GOPTKI.
Dalam kesempatan yang sama, diserahkan pula penghargaan Kota Layak Anak kategori Pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Penghargaan diserahkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Semarang Bambang Suranggono kepada Hendi.
Seusai acara, ratusan anak dan tamu undangan mengikuti gerakan minum susu bersama Wali Kota. Kegiatan minum susu ini diprakarsai Dinas Pertanian Kota Semarang.
Sicentik, Program Berantas Demam Berdarah
Masih banyaknya angka kejadian demam berdarah mendorong PKK Kota Semarang berinisiatif melakukan program Sicentik atau Siswa Cari Jentik.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Kota Semarang Tia Hendrar Prihadi saat didapuk menjadi narasumber dalam Pelatihan Kader Jumantik, Rabu (26/7/2017) di gedung Balai Kota, Semarang. Dalam paparannya, Tia menjelaskan program Sicentik dilatarbelakangi dari kenyataan di lapangan bahwa 50 persen penderita DBD adalah anak usia sekolah.
Melalui program Sicentik, diharapkan para siswa menjadi lebih paham tentang bahaya demam berdarah, termasuk bagaimana cara pencegahannya.
"Di samping memperkenalkan sejak dini kepada anak-anak sekolah tentang bahaya demam berdarah, melalui program Sicentik, kita juga ingin melatih mereka supaya menjadi pelopor hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga masing-masing guna memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk perantara penyakit demam berdarah," ungkap istri Wali Kota Semarang ini.
"Nantinya setiap Minggu para siswa akan melakukan pemantauan jentik di rumah masing-masing. Keesokannya, para siswa akan melaporkan hasil pemantauannya kepada guru untuk nantinya disampaikan kepada Petugas Surveilans Kesehatan (Gasurkes) Koordinator Kecamatan dan Kota. Dari hasil laporan yang dikumpulkan, oleh Gasurkes kemudian disampaikan kepada Wali Kota Semarang sebagai bahan pertimbangan kebijakan," jelasnya.
![]() |
Apresiasi dan dukungan pun diberikan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terhadap pelaksanaan program Sicentik yang digagas PKK Kota Semarang. Hendrar mengatakan mengatasi demam berdarah tidak mungkin hanya dengan mengandalkan pemerintah saja.
"Anak-anak menjadi sasaran paling banyak dari penyakit demam berdarah, sehingga saya pikir program Sicentik ini sangat efektif guna membangun kesadaran anak-anak mencegah penyebaran penyakit demam berdarah sejak dini," jelas Hendi.
Hendi menambahkan, dengan mengajari anak-anak terlibat langsung dalam pencegahan penyakit demam berdarah, diharapkan akan tumbuh sifat cinta kebersihan dan cinta lingkungan sejak dini. Dengan demikian, sikap hidup bersih sehat dan aware terhadap lingkungan sekitar akan menjadi pola hidup sejak dini yang terbawa hingga dewasa kelak.
Kegiatan pelatihan kader Jumantik program Sicentik ini diikuti 260 peserta yang terdiri atas siswa SD dan SMP, guru SD dan SMP, Tim Penggerak PKK kelurahan, TP PKK kecamatan, dan TP PKK Kota Semarang. (ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini