Keputusan tersebut disampaikan Kabinet pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (25/7/2017). Setelah menggelar pertemuan selama beberapa jam pada Senin (24/7) waktu setempat, Kabinet Israel sepakat untuk menyingkirkan metal detector tersebut. Dilaporkan bahwa para pekerja sudah mulai membongkar metal detector sejak Selasa dini hari waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saksi-saksi mata Reuters di Kota Tua, Yerusalem melihat para pekerja memasang balok-balok logam di atas beberapa jalanan beraspal yang sempit untuk kamera-kamera CCTV. Media-media Israel juga melaporkan pemasangan sistem kamera canggih tersebut. Dilaporkan media lokal Israel, Haaretz dan The Times of Israel, CCTV itu dipasang di Lions' Gate, yang merupakan pintu masuk utama kompleks Haram al-Sharif, yang oleh umat Yahudi disebut sebagai Temple Mount, lokasi Masjid Al-Aqsa sejak Minggu (23/7) pagi.
Menurut media-media Israel lainnya, kamera CCTV itu memiliki kecanggihan mampu mengidentifikasi para tersangka yang membawa senjata, tanpa memerlukan alat pendeteksi logam (metal detector).
Otoritas Israel mulai memasang metal detector di titik-titik masuk kawasan Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi Israel ditembak mati pada 14 Juli lalu. Tiga pelaku penembakan kemudian tewas ditembak aparat keamanan Israel.
Pemasangan metal detector tersebut memicu aksi protes besar-besaran dari pemerintah dan warga Palestina. Bahkan bentrokan mematikan terjadi di luar kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, akhir pekan kemarin. Otoritas Palestina melihat pemberlakuan langkah keamanan baru oleh Israel sebagai upaya untuk merebut kendali atas tempat suci itu. Presiden Palestina Mahmud Abbas bahkan membekukan seluruh komunikasi dengan Israel menyusul pemasangan alat pendeteksi logam itu. (ita/ita)