"Saya setuju bahwa pendidikan karakter, pendidikan diniyah, pendidikan keagamaan di pesantren-pesantren harus diperkuat untuk antisipasi perubahan seperti sekarang ini," kata Jokowi dalam sambutan penutupan Mukernas Bimtek DPRD Fraksi PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2017).
Jokowi mengatakan, perubahan dunia saat ini, bisa membuat masyarakat menjadi baik, namun bisa juga menjadi tidak baik. Untuk itu, perlu adanya penanaman pendidikan karakter sejak usia dini, salah satunya lewat pesantren diniyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi juga mengatakan, saat ini ada istilah generasi 'Gen Y' yang berumur 15-25 tahun. "Yang lima tahun lagi masuk ke pasar dan men-drive perubahan itu. Gen Y ini 10 tahun akan datang menguasai dan mempengaruhi pasar. Sekarang saatnya kita isi mereka dengan karakter baik, sehingga perubahan baik tak mengubah wajah keislaman kita. Ini yang harus diantisipasi. Banyak yang belum sadar dengan perubahan sangat cepat ini," jelasnya.
Jokowi juga mengatakan, nantinya generasi muda tidak akan ada lagi yang membaca surat kabar dan melihat televisi (TV). Semua sudah tersedia lewat smartphone.
"Tidak ada lagi yang baca surat kabar. Nantinya tidak akan ada yang liat TV lagi karena Gen Y ini setiap hari bawanya smartphone, berita online juga di situ. Enggak lihat TV karena yang laku Netflix. Kalau kita isi mereka dengan jiwa mulia, apakah yang akan terjadi?" katanya.
"Inilah yang kami perlu ingatkan, sadarkan semua bahwa perubahan itu sudah di depan kita. Perkuat pondok pesantren, diniyah, pendidikan keagamaan yang masif itu kunci perubahan itu tidak mengubah kita," ucapnya. (jor/rvk)