Davino adalah anak kedua dari pasangan Andri Susanto (33) dan Siti Zulaikah (31), warga Dusun Kledok RT 02/RW 11, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Hati Vino tidak bisa berfungsi secara normal seperti bayi umumnya akibat penyakit ini. Sejak lahir Vino sudah menunjukkan kelainan. Warna mata kuning dan tubuh lemas," ungkap Siti Zulaikah, di rumahnya, Kamis (20/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena kondisi ekonomi keluarga, pengobatan Vino tidak bisa maksimal. Ayahnya hanya berprofesi sebagai sopir tembak truk pasir, sementara ibunya tidak bekerja karena harus merawat Vino.
"Sebenarnya Vino diharuskan kontrol rutin satu bulan sekali, tapi kami tidak sanggup karena keterbatasan biaya," kata Siti.
Saat ini, kondisi Vino terus mengalami penurunan hingga dokter memvonis dia tidak bisa disembuhkan kecuali dengan cangkok hati. Biaya dari cangkok hati tersebut bukan angka kecil, mencapai Rp 1,3 miliar.
"Tentu saja kami tidak mampu dengan biaya sebesar itu. BPJS juga tidak sanggup membiayai keseluruhan dan hanya bisa memberikan bantuan Rp 300 juta," tuturnya.
Kini, bobot Vino hanya seberat 6 kilogram saja. Untuk bisa mengkonsumsi asupan makanan berupa susu, asi, dan bubur, dipasang selang pada hidung Vino. Keluarga hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik atas kondisi kesehatan Vino. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini