"Bagus dan bisa diapresiasi untuk ditindaklanjuti. Nggak (tumpang tindih), itu kan tataran implementatif, kan lebih mempermudah penanganannya," kata Indriyanto di Kejaksaan Agung setelah menjadi juri lomba karya tulis jaksa, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu (19/7/2017).
Ia menambahkan, koordinasi KPK dengan Kejaksaan dan Polri juga akan lebih mudah jika dijadikan satu atap. Karena untuk beberapa kasus pernah juga dilakukan hal yang sama. Apalagi KPK memang telah satu atap karena penyidiknya juga berasal dari kejaksaan dan kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan praktik koordinasi antarpenegak hukum, menurutnya, juga dilakukan di luar negeri. Contohnya Federal Bureau of Investigation (FBI) atau badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat saat menangani kasus khusus.
"Di sana seperti FBI untuk special case itu ada koordinasi join investigation, jadi wajar saja," kata Indriyanto.
Polri sebelumnya menyatakan akan menggandeng kejaksaan dalam Densus Antikorupsi yang sedang digodok. Sehingga, di dalam tubuh Densus ada penyidik sekaligus jaksa dan penuntut umum.
"Kita berharap Densus bisa berhubungan lebih baik lagi dengan kejaksaan. Kalau KPK kan jadi satu kepolisian dan kejaksaan, langsung maju ke pengadilan. Dengan Densus ini diharapkan kita bisa kerja sama, bersinergi dengan Kejaksaan Agung, membentuk semacam KPK," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/7). (yld/idh)











































