Menolak Mundur, Novanto Dianggap Membebani Jokowi-JK

Menolak Mundur, Novanto Dianggap Membebani Jokowi-JK

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Rabu, 19 Jul 2017 14:30 WIB
Setya Novanto / Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris mengkritik sikap Ketua DPR Setya Novanto yang tidak mundur dari jabatannya. Padahal, Novanto sudah berstatus tersangka.

"Bagi saya, kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka, detik itu pula harus mundur (dari jabatan Ketua DPR) dan juga sebagai Ketum Golkar," ujar Syamsuddin dalam diskusi yang berlangsung di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2017).

Syamsuddin menilai penolakan Novanto mundur dari jabatannya juga membawa dampak tak baik. Termasuk terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi Jokowi-JK, itu beban. Beban kalau Setnov tidak mundur," katanya.

Dia heran dengan pernyataan Golkar soal dukungan ke Jokowi-JK meski Novanto tersangka. Hal itu dianggap tidak ada hubungannya.

"Dijelaskan sekjen Golkar, kalau saya nggak salah, bahwa Golkar tetap mendukung Jokowi-JK. Apa hubungannya dukung Jokowi-JK sama Setya Novanto tidak mundur? Malah beban," tururnya.

Syamsuddin menambahkan bahwa sikap Golkar juga akan berpengaruh buruk terhadap tingkat elektabilitas partai. Elektabilitas itu juga berkaitan dengan pemilihan mendatang.

"Itu akan berdampak bagi elektabilitas Golkar, baik untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019," tuturnya. (hld/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads