Kekalahan ISIS di Mosul Jadi Kemenangan Taktik Pelatihan AS

Kekalahan ISIS di Mosul Jadi Kemenangan Taktik Pelatihan AS

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 10 Jul 2017 15:48 WIB
Bendera Irak berkibar di Mosul bagian barat yang sebelumnya dikuasai ISIS (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Washington DC - Kemenangan pasukan militer Irak atas kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Mosul disebut sebagai momen penting bagi koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS). Kemenangan itu dianggap sebagai kemenangan penting bagi doktrin militer AS.

Dalam memerangi ISIS di Irak, selama ini AS tidak mengerahkan langsung tentaranya ke medan pertempuran. Seperti dilansir AFP, Senin (10/7/2017), strategi koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah fokus pada serangan udara tanpa henti yang dipadukan dengan pelatihan berkelanjutan dan pemberian saran bagi pasukan militer lokal.


Disebutkan sejumlah pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, strategi AS itu jelas berhasil. Tiga tahun setelah diserbu ISIS, pasukan militer Irak berhasil menjadi tentara yang bertekad kuat untuk meraih kemenangan dalam perang urban yang brutal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelatihannya berhasil," sebut salah pejabat militer senior AS yang dikerahkan ke Irak pada tahun 2015-2016. "Pelatihan memampukan rakyat Irak untuk merebut kembali negara mereka," imbuhnya.

Situasinya jauh berbeda dari yang dikatakan Menteri Pertahanan AS Ashton Carter, era Presiden AS Barack Obama, pada Mei 2015 lalu yang menyebut militer Irak 'tidak memiliki tekad untuk bertempur'. Ketika ISIS menyerbu Irak tahun 2014 lalu, pasukan militer setempat melemah. Banyak tentara Irak yang melarikan diri tanpa bertempur, meningkatkan persenjataan dan kendaraan militer berharga dari AS yang kemudian diambil alih ISIS.


Kemampuan yang didapatkan militer Irak dari AS sepanjang tahun 2008-2011, jauh sebelum ISIS menyerbu, fokus pada pertempuran melawan militan namun bukan militan yang bergerak cepat seperti ISIS. "Kami butuh militer yang bisa bertempur secara konvensional," ujar pejabat AS yang enggan disebut namanya.

Keputusan untuk menggunakan ratusan tentara AS dan pakar militer dari negara-negara Barat lainnya untuk melatih pasukan lokal, didasari pada pengalaman Perang Irak yang menewaskan lebih dari 4.400 tentara AS.

Presiden Obama memerintahkan serangan udara dan dilakukannya strategi, yang oleh Pentagon disebut sebagai 'by, with and through', dengan melatih pasukan lokal. Pada musim panas tahun 2015, penasihat militer koalisi pimpin AS mulai membantu pasukan Irak dalam menghadapi perang konvensional, yakni bertempur dalam unit kecil, membangun pertahanan, menghadapi ranjau dan sebagainya.


Pada akhir tahun 2015, pasukan Irak mulai menyerang ISIS balik, yang diwarnai dengan perebutan kembali kota Ramadi dari ISIS. Bulan ini, ada sekitar 106 ribu pasukan Irak yang dilatih koalisi AS. Mereka terdiri dari 40 ribu tentara, 15 ribu polisi, 6 ribu penjaga perbatasan, 21 ribu pasukan peshmerga Kurdi, 14 ribu pasukan elite Dinas Pemberantasan Terorisme dan 9.500 pasukan kesukuan.

Strategi ini banyak memakan korban jiwa dari kalangan pasukan Irak. Namun sejauh ini hanya 11 tentara AS yang tewas. Militer AS memberlakukan strategi serupa untuk menghadapi ISIS di Suriah dan Taliban di Afghanistan.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads