"Belum ada laporan tentang itu. Makanya kita cek dulu, akan diselidiki," Kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo saat dihubungi detikcom, Jumat (7/7/2017) malam.
Berdasarkan informasi, ada 10-15 orang driver Go-Jek yang mengantarkan pesanan atas nama Julianto ke kantornya. Setiap pesanan, nilainya tak sedikit, di kisaran Rp 200 ribu. Andry pun menegaskan polisi akan mem-follow up kasus tersebut karena sudah sering terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andry menyebut telah memerintahkan jajarannya mengusut kasus tersebut. "Sudah saya perintahkan Kasat Reskrim untuk menyelidiki," kata Andry.
Diketahui, kisah mengenai para driver ojek online yang menjadi korban order fiktif ramai dibicarakan sejak Kamis (6/7). Dalam posting-an itu disebutkan bahwa order fiktif dialamatkan kepada seseorang bernama Julianto, yang bekerja di Bank Danamon Cabang Matraman, Jakarta Timur.
Sedangkan Julianto tidak pernah memesan makanan dalam jumlah banyak. Julianto pun angkat bicara mengenai 'teror' order fiktif Go-Food yang ditujukan kepada dirinya. Menurut Julianto, pelakunya adalah seorang perempuan yang dia kenal.
Julianto menyebut nama perempuan berinisial A. Dia mengenal perempuan ini sejak tahun 2016 melalui media sosial.
"Lalu pada Mei 2017 tiba-tiba dia update status tentang permasalahannya, mulai soal dia janda, hartanya dibawa kabur suaminya. Ya, saya lewat chat messenger bilang sabar-sabar, jodoh pasti nggak akan ke mana," kata Julianto saat ditemui detikcom di rumahnya di Matraman, Jaktim, Jumat (7/7) malam.
Julianto telah melaporkan perempuan ini ke Polsek Jatinegara. Dia berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus ini. (ibh/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini