Satu-satunya pertemuan Julianto dengan A terjadi pada Senin (3/7) pagi lalu. Pertemuan dilakukan di Gramedia Matraman.
Menurut Julianto, itu merupakan pertemuan pertama kali setelah dia dan A berinteraksi via medsos dan WhatsApp sejak Mei 2017. Keduanya kenal dari pertemanan para pencari kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Danamon Matraman yang dimaksud adalah tempat kerja Julianto. Saat A masuk ke halaman, Julianto menunggu di luar.
"Di luar Danamon, saya masih tunggu, saya coba bilang baik-baik, sini dulu, orang tua saya bakal datang, dia terus langsung naik ke Mikrolet dan langsung pulang setelah tahu kerja saya. Pas sorenya, sekitar jam 3, orderan Go-Jek pada datang," ujar Julianto.
"Senin-nya saya yang bayar. Selasa itu juga saya langsung ke kantor Go-Jek buat laporan. Soalnya, orderan masih datang. Saya mohon-mohon supaya orderan ke Danamon dihentikan. Cuma, prosesnya lama. Hari Selasa sampai Kamis masih ada Go-Food yang datang," kata Julianto.
"Di kantor, teman-teman kasih report kalau orderan Go-Food masih terus datang, bahkan semuanya sudah dibayarkan sama teman-teman. Mungkin karena kewalahan finansial, teman-teman angkat tangan dan kita mulai menolak orderan yang datang. Beberapa struk juga masih di-keep sama teman-teman kantor. Nah, mulai dari situ, driver Go-Jek nggak terima dan di-share ke grup FB ojek online soal tolakan bayar order sampai-sampai dikirim juga ke rumah sampai hari Kamis," sambungnya.
Menanggapi kasus Julianto ini, pihak Go-Jek angkat bicara. Mereka meminta agar order fiktif tidak dilakukan. (adf/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini