Manajemen GO-JEK mengimbau agar peristiwa yang merugikan mitranya itu tidak terulang kembali.
"GO-JEK mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat order palsu yang bermaksud merugikan mitra driver atau pelanggan lainnya," kata manajemen GO-JEK melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (7/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah mengenai driver-driver ojek online yang menjadi korban order fiktif itu ramai dibahas di media sosial sejak Kamis (6/7) atau bahkan waktu-waktu sebelumnya. Pengguna Facebook merasa iba terhadap foto seorang driver ojek online yang lesu setelah menyadari order bebek goreng yang dia dapatkan ternyata fiktif.
Dalam posting-an mengenai driver yang tertunduk lesu itu disebutkan bahwa order fiktif dialamatkan kepada seseorang bernama Julianto, yang berkantor di Bank Danamon di bilangan Matraman, Jakarta Timur. Sedangkan Julianto merasa tidak pernah memesan bebek ataupun makanan lain. Dalam sejumlah posting-an disebutkan, ada driver-driver lain yang juga menjadi korban order fiktif yang menggunakan nama Julianto.
Kemudian pada Kamis siang kemarin, Julianto membuat pernyataan klarifikasi atas tuduhan order fiktif yang dialamatkan kepadanya. Melalui akun Julianto Sudrajat, pria yang akrab disapa Jajat itu menyebut dirinya 'dijebak' oleh pihak yang tidak suka dengannya.
Saking banyaknya orderan, teman-teman Julianto sampai patungan untuk membayar tagihannya. Teman Julianto tersebut mengatakan ada 10-15 orang driver Gojek yang datang ke kantor. Setiap pesanan, jumlahnya tak sedikit, di kisaran Rp 200 ribu.
"Pesenannya nggak sedikit, di kisaran 200 ribu. Dari Hokben, KFC, Sate Senayan, Bebek Kaleo," kata salah satu teman sekantor Julianto ditemui di kantor Danamon Matraman, Jumat (7/7).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini