Manajemen Hotel Le Grandeur, Mangga Dua, Jakarta, angkat bicara soal kebijakan bajaj dilarang masuk sampai depan lobi hotel, yang viral di media sosial. Ini terkait dengan postingan salah seorang tamu hotel, Jericho Firman Prasetyo yang mengalami peristiwa itu.
Direktur Komunikasi Marketing Hotel Le Grandeur, Erwina Lemuel memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi pada 27 Juni 2017 lalu. Menurutnya, peristiwa yang dialami Jericho sudah diselesaikan bersama pihak hotel pada hari itu juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwina pun kemudian menyayangkan mengapa Jericho kemudian mem-posting kejadian itu. Dalam postingan itu, Jericho tidak menjelaskan bahwa dirinya telah berkomunikasi dan mendapat penjelasan dari pihak hotel.
"Ketika post hal tersebut kayak kita nonton movie. Saya sudah ajukan permohonan maaf, sudah oke. Sayangnya pada post beliau yang bersangkutan tidak klarifikasi kalau masalah sudah selesai," kata Erwina.
"Kesannya hotel acuh tak acuh. Saya, tapi tidak mau interupsi masalah pribadi beliau. Yang bersangkutan sudah check out dan sampaikan ke medsos. Saya sampaikan lagi via medsos, saya sampaikan permohonan maaf," imbuhnya.
Meski begitu, Erwina menyatakan masalah antara pihak hotel dan Jericho sudah selesai. Lewat media sosialnya, Jericho kemudian menyampaikan telah menyelesaikan masalahnya dengan Hotel Le Grandeur. Bahkan dia juga telah menghapus postingan sebelumnya yang menjadi viral.
"Saya hubungi, dia bilang tidak apa-apa dan menyatakan tidak kapok datang ke hotel kami. Jam 12 malam lewat media sosialnya juga sudah minta maaf, bahwa tidak bermaksud seperti, jadi liar. Dan akhirnya dia hapus post-nya," terang Erwina.
Dia pun menyatakan telah memanggil sekuriti yang dalam video viral Jericho melakukan pengusiran dari hotel. Si sekuriti menurut Erwina hanya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
"Dari manajemen saya minta maaf, gesture tim saya dianggap kurang berkenan tapi itu tidak dilakukan dengan sengaja. Karena setelah kejadian sekuriti saya panggil," ucap dia.
Sekuriti itu kepada Erwina juga telah menyampaikan permintaan maaf atas perilakunya. Teguran sekuriti kepada bajaj dan Jericho dilakukan karena dia merasa kaget.
"Kaget karena nggak pernah ada kejadian seperti itu, bajaj masuk lobi. Sekuriti ada tanggung jawab dan kesigapan. Ini bukan pembelaan diri, tapi itu yang terjadi. Saya tahu dedikasi orang ini pada hotel. Tidak mungkin karena masalah ini saya lakukan pemecatan," papar Erwina.
Pihak manajemen pun menegaskan, memang ada aturan bajaj tak bisa masuk sampai ke depan lobi. Menurut Erwina, aturan itu merupakan norma yang berlaku di hotel-hotel maupun bangunan besar di Jakarta. Bukan karena masalah strata sosial.
"Untuk sekarang aturannya tidak bisa. private space ada aturan yang berlaku. Itu bukan masalah apakah ada perda nya, apakah kalau mampir ke rumah orang ada aturan tertulis? Itu merupakan suatu nilai kewajaran, yang sudah ada di ibukota," urainya.
"Kita ke mal, gedung besar, ke Istana Negara, hotel bintang 5, bahkan motor pun tidak diperkenankan masuk ke lobi. Pak Jericho kan dari Semarang saya tidak tau apakah di Semarang boleh. Tolong jangan dipikir bajaj dilarang ada kaitannya dengan diskriminasi sosial. Itu tidak ada sama sekali, tidak identik dengan kaya-miskin," tambah Erwina.
Sebelumnya diberitakan, Jericho menuliskan protesnya di akun Facebook miliknya, Jericho Prasetyo, pada 29 Juni 2017. Ada dua video peristiwa yang dia cantumkan beserta tulisan itu. Unggahannya menjadi viral di jejaring Facebook. Pada unggahannya tampak pihak hotel mengusir bajaj yang ditumpangi Jericho dan tiga anaknya.
"Terakhir tadi sudah masuk 12.000 komentar dan 15.000 share," ujar Jericho kepada detikcom, Minggu (2/7) setelah belum lama menghapus unggahannya itu. (elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini