Dirjen Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Ahda Barori, mengatakan pada tahun 2013-2016, kuota haji Indonesia adalah 168.800. Pada tahun ini, kuota kembali ke tahun 2012, yakni 211 ribu. Namun karena Indonesia mendapat tambahan kuota 10 ribu, maka total jemaah haji tahun ini menjadi 221 ribu.
"Itu terbesar sepanjang sejarah, juga terbesar dibanding negara-negara manapun," kata Ahda saat memberikan pembekalan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2017).
Dengan penambahan jumlah, maka otomatis sedikit memperpendek daftar tunggu. Kuota tambahan dibagi secara proporsional setiap provinsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirjen Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Ahda Barori memberikan pembekalan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2017). Foto: Triono Wahyu S-detikcom |
Jemaah terbagi dalam 507 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan dalam rentang waktu 1 bulan.
"Jemaah ditempatkan di 12 asrama haji untuk persiapan sebelum berangkat," jelas Ahda.
Dua maskapai siap membawa para jemaah, yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines. Menurut Ahda, ada hal baru dalam pelayanan transportasi udara. Karena jadwal ketat, maskapai akan didenda jika penerbangan terlambat.
Ahda menambahkan petugas haji harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Maka itu dibutuhkan pembekalan intensif. Harapannya, petugas yang berasal dari Kemenag, Kemenkes, TNI-Polri, dan instansi terkait bisa melayani tamu Allah sebaik-baiknya selama di Arab Saudi.
Berdasarkan jadwal Kemenag, gelombang pertama haji akan diberangkatkan pada 28 Juli mendatang. Maksimal, jemaah haji berada di Arab Saudi selama 41 hari. Jadi persiapan harus rinci dan total sebagaimana dilakukan Kemenag saat ini. (try/fdn)












































Dirjen Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Ahda Barori memberikan pembekalan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2017). Foto: Triono Wahyu S-detikcom