Widodo mengatakan, siklus serangan belalang kembara ini memang terjadi di NTT karena banyaknya padang rumput. Siklus ini dulu terjadi per 10 tahun sekali. Namun, makin ke sini karena adanya pembukaan lahan hingga perubahan cuaca siklus tersebut menjadi lebih pendek.
"Itu siklus 10 tahunan, nah makin ke sini semakin pendek siklus itu. Jadi ini serangan belalangnya sudah luar biasa. Kalau musim kemarau ini kan panjang makin kemarau panjang makin banyak telur dan di NTT kan musim basahnya rata-rata hanya 2 bulan," ujar Widodo saat diwawancara detikcom, Senin (12/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi harus ada monitoring dan ini butuh bantuan pusat. Harus ada sistem monitoring," ucapnya.
Widodo mengatakan, untuk mencegah serangan belalang ini bisa menggunakan pestisida. Tapi dia tidak menyarankan karena dapat merusak lingkungan sekitar seperti tanaman dan tumbuhan.
"Jadi ke depannya harus ada evaluasi untuk penanganannya. Kalau sudah sepert ini ya sebaiknya tinggal tunggu hujan saja karena telur mereka ini kan menetas di tanah lembab," ujarnya. (rvk/nth)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini