"Ini kan orang stres. Kami harus meminta keterangan dari dokter, karena dia juga masih dalam pengobatan rumah sakit Omni, iu dari keterangan tantenya dan keluarganya. Sehingga kami harus pastikan, karena kami di kepolisian juga punya kedokteran masalah tentang kejiwaan, kami harus lakukan pemeriksaan itu," jelas Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harry Langie kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Apa penyebab Vionina mengalami stres, Roycke belum mengetahui secara pastinya. "Ya dia stres. Yang penting ada pengobatan dari OMNI. Itu sudah tiga tahun lalu," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa saja ada masalah keluarga, ada masalah lain. Saya tak mengorek itu. Saya kan mengorek soal keberadaan real-nya bahwa dia masih dalam pengobatan," lanjutnya.
Meski demikian, polisi saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dokter untuk memastikan apakah Vionina mengalami gangguan kejiwaan atau tidak. "(Hasilnya) belum dong. Itu bukan seperti makan cabe pemeriksaan kejiwaannya, minimal satu sampai dua minggu itu (keluar hasilnya)," tuturnya.
Sementara Roycke juga belum bisa memastikan apakah aksi eksibisionis yang dilakukan oleh Vionina itu pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.
"Kami belum dapat itu. Yang paling itu kan tanggal 3 juni kemarin itu," cetusnya. (mei/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini