Young Lex menyebut tak semua lagu berbahasa Inggris patut didengar karena mengandung tema tak senonoh dan kalimat kasar. Dia membandingkan lagu tersebut dengan lagu miliknya.
"Di beberapa radio, lagu berbahasa Inggris ada tema mesum, making love, tetap bisa diputar karena bahasa Inggris. Sementara yang gue, saya, bikin lagu, nggak (bisa diputar)," kata Young Lex di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Young Lex kemudian juga menyinggung alasan banyaknya anak kecil Indonesia yang kerap menyanyikan lagu dewasa. Faktor kesejahteraan bagi pencipta lagu anak-anak selama ini sering terabaikan dan itulah yang membuat lagu anak-anak semakin tak terdengar pada masa kini.
"Kita nggak bisa pungkiri pencipta lagu anak-anak bukan anak-anak. Pencipta lagu tak mendapat kesejahteraan karena tak ada peluang untuk menghasilkan uang. Itu menyebabkan anak-anak nyanyi lagu dewasa," ucap Young Lex.
Dia lalu berbicara tentang pembajakan karya musik. Di Indonesia, katanya, fokus penanganan pembajakan hanya ke fisik, bukan digital. Inilah yang kerap membuat para musikus di Indonesia rugi, termasuk dirinya, yang berkarya lewat digital. Dia pun mendesak ada undang-undang yang benar-benar mengatur soal ini.
"Kalau kita bicara pembajakan, kita lupa ada pembajakan digital. Kalau di luar ada razia, di luar, di Indonesia nggak. Padahal digital user kita banyak. Banyak musisi di Indonesia yang punya potensi kalau dia dilindungi UU musik," tuturnya. (gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini