Menelusuri Kejanggalan di Balik Pembunuhan Chatarina

Menelusuri Kejanggalan di Balik Pembunuhan Chatarina

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Selasa, 23 Mei 2017 08:16 WIB
Repro foto Chatarina semasa hidup. Foto: Sukma Indah P/detikcom
Jakarta - Kejanggalan di balik kematian Chatarina Wiedjawati mulai terungkap. Penarikan uang dari kartu ATM milik Chatarina adalah yang paling janggal.

Catharina dan calon suaminya, Asworo, dinyatakan hilang sejak Senin 8 Mei 2017 lalu. Sebelumnya Catharina yang tinggal di Palembang bersama keluarganya itu berpamitan akan foto prewedding dengan Asworo di Yogyakarta.

Namun anehnya, kerabat mengungkap bahwa nama Catharina dan Asworo tak ada di daftar calon penumpang pesawat. Padahal jika sudah berencana akan ke Yogyakarta hari itu setidaknya sudah membeli tiket dan namanya terdaftar di manifes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adalah Alfian, sepupu Catharina yang seyogyanya menjemput di bandara Adisutjipto, Yogyakarta, mengungkap kejanggalan itu. Alfian bahkan memastikan sampai dua penerbangan dari Palembang menuju Yogyakarta.

Namun karena Catharina dan Asworo tak kunjung muncul, Alfian kembali lagi keesokan harinya pada Senin (8/5). Di hari itu pula seharusnya pengambilan foto prewedding dilakukan.

"Saya sampai bandara itu hari Senin (8/5) sekitar jam setengah delapan pagi. Tapi karena belum ada petugas, akhirnya pukul 09.00 WIB lewat baru tahu kalau nggak ada nama mereka berdua," kata Alfian kepada detikcom, Rabu (18/5/2017) di Rumah Duka RS RK Charitas Palembang.

Ditambahkan Alfian, pengecekan jadwal kedatangan dilakukan di dua loket pelayanan yakni Express Air dan Nam Air. Di mana pada hari minggu hanya ada dua jadwal maskapai ini yang berangkat dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menuju Bandara Adisujipto Yogyakarta.

"Ngecek tiket kedatangan itu di dua penerbangan. Di cek di bagian maskapai Express Air dan Nam Air, tapi nggak ada nama Mbak Wiwid (panggilan Chatarina) dan Mas Asworo. Kenapa ngecek cuma dua maskapai ini? Karena pada hari minggu cuma ada dua pesawat ini yang terbang langsung dari Palembang menuju Adisucipto," imbuh Alfian.

Tak sampai di situ, Alfian juga merasa janggal karena Catharina berkata sudah akan membeli tiket pesawat. Uang tiket pesawat sudah diberikan ke Asworo.

"Ingat aja kalau Mbak Wiwid (Chatarina) bilang mau berangkat pagi Minggu (7/5) dari Palembang dan bilang juga kalau uang tiket udah dikasih sama mas Asworo, sekaligus mastikan minta dijemput di bandara," kata Alfian.

Catharina ditemukan tewas mengenaskan pada Kamis (11/4) di semak-semak tepi jalan yang mengarah ke bandara di Palembang. Beberapa hari kemudian barulah dipastikan bahwa itu merupakan jasad Catharina.

Kejanggalan lainnya lalu muncul beberapa hari setelah Catharina dimakamkan. Terungkap bahwa ada penarikan uang dari kartu ATM milik Catharina sehari setelah dara lulusan Magister UGM itu dinyatakan hilang.

"Iya memang ada penarikan uang di rekening milik Mbak Wiwid setelah hilang kontak," ujar Alfian kepada detikcom melalui sambungan seluler, Senin (22/5/2017).

Penarikan tersebut diketahui oleh pihak keluarga setelah orang tua Chatarina, Paulus Selamet (59), mengecek buku rekening milik Chatarina melalui rekening koran di Palembang. Bahkan, pada Selasa (9/5), ada penarikan melalui ATM di daerah Bambu Kuning, Provinsi Lampung.

"Iya, terakhir itu penarikan di Lampung sebesar Rp 100 ribu pada tanggal 9 dan itu sudah hilang kontak kami dengan Mbak Wiwid. Dicek sama Pakde (Ayah Chatarina) di Palembang sekitar tanggal 9 atau 10 Mei, saya lupa. Tapi sekarang sudah diblokir rekeningnya," ucap Alfian mengingat pernyataan ayah Chatarina.

Mendapat laporan ini, pihak kepolisian langsung menelusuri riwayat transaksi tersebut. Tentunya ini diharapkan mengungkap tabir misteri kematian Catharina.

"Ada beberapa nominal yang ditarik dari rekening korban dan saat ini sedang dalam penyidikan serta mengumpulkan keterangan saksi-saksi," ucap Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Cahyo Budisiswanto.

Soal pihak yang menarik uang dari rekening Chatarina ini belum diketahui secara pasti. Yang jelas, pihak itu memegang kartu ATM dan mengetahui PIN Chatarina.

Mungkinkah si penarik uang adalah juga si pembunuh? (bag/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads