Kabarantan Penanggung Jawab Upsus Jabar, Banun Harpini mengungkapkan, dari hasil koordinasi dengan BMKG dalam waktu dekat ini sebagian wilayah di Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau. Sehingga dikhawatirkan terjadi kekeringan.
"BMKG memprediksi akhir Bulan Mei ini mulai kekeringan. Untuk Jabar dan khususnya Cirebon, hingga Juni nanti air masih tersedia," ucap Banun kepada wartawan usai acara simbolisasi tanam padi di salah satu areal sawah di Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jabar Rabu (17/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam upaya tersebut perlu percepatan sistem tanam agar bisa mengoptimalkan waktu tanam. Jika nantinya kekeringan melanda di luar prediksi, bisa dibantu dengan sumur atau penyiraman menggunakan pompa dua kali sehari.
Menurut dia, Kabupaten Cirebon ialah salah satu lumbung padi di Jabar. Meski luas areal persawahan relatif kecil dibanding daerah lain, wilayah Kabupaten Cirebon sangat produktif.
"Dari target yang kita canangkan 1,1 juta ton, 40 persennya dipenuhi oleh Cirebon," kata Banun.
Banun mengajak para petani tak perlu khawatir dengan program percepatan yang dianggap akan menimbulkan hama wereng. Sebab saat ini sudah ada inovasi bibit padi baru yang tahan hama wereng. Salah satunya yaitu varietas Inpari 33 yang sudah digunakan di Sumedang dengan tingkat produksi mencapai 9 ton perhektare.
"Saya mengajak petani agar tidak fanatik pada satu varietas saja. Jangan menggunakan varietas Ciherang terus karena sudah mulai tidak tahan OPT," tuturnya.
Ia meyakinkan, varieta yang digunakan bisa bervariatif dan manajemen air yang digunakan petani baik, maka bukan tidak mungkin target yang sudah dicanangkan bisa tercapai dan bahkan terlampaui. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini