Malang Nasib Anisa, Bocah Penderita Hidrosefalus Asal Kutawaringin Bandung

Malang Nasib Anisa, Bocah Penderita Hidrosefalus Asal Kutawaringin Bandung

Wisma Putra - detikNews
Senin, 08 Mei 2017 14:37 WIB
Foto: Anisa Febri Nurjanah (5) penderita hidrosefalus (Wisma Putra/detikcom)
Jakarta - Anisa Febri Nurjanah (5) terbaring lemah tak berdaya. Sejak lahir buah hati dari pasangan Wawan (35) dan Isma Hermawati (28) ini divonis menderita hidrosefalus.

Sejak usia tiga bulan, bocah warga Kampung Bojong Nangka, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini sudah masuk meja operasi untuk menjalani penyedotan cairan yang ada di kepala di RSHS Hasan Sadikin Bandung. Namun kepala Anisa terus membesar.

Masuk usia satu tahun Anisa kembali dilarikan ke RSHS untuk menjalani operasi, tiga minggu dari operasi keduanya, Anisa harus menjalani operasi yang ke tiga di RS Fatmawati Jakarta Selatan (Jaksel) dan dibiayai oleh Yayasan Sayap Ibu Bintaro Jaksel. Setelah itu, Anisa menjalani perawatan di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyakitnya sudah dari lahir dan sudah dilakukan tiga kali operasi. Sekarang saat umur lima tahun Anisa masuk RSUD Soreang, harus menjalani operasi kembali. Tapi sama dokter sini (RSUD Soreang) disarankan untuk mengembalikan kondisi kesehatannya dulu, karena tidak boleh lepas dari oksigen," kata Sang Ibu, Isma, saat ditemui wartawan di RSUD Soreang, Senin (8/5/2017).

Menutut Isma, dokter mengatakan Annisa harus dipasang selang di kanan dan kirinya untuk menopang cairan otaknya.

"Kepalanya semakin membesar, kalau dulu kepalanya membesar ke depan tapi sekarang kepalannya menjadi melebar dengan ukuran diameter 76 cm. Saat dirawat di rumah pun Anisa sering kejang-kejang," ujarnya.

Kondisi ekonomi keluarga Anisa jauh dari berkecukupan, namun masih ada pihak-pihak yang kerap memberikan bantuan berupa susu, pampers, kursi roda, mainan, maupun dorongan finansial.

Dinas Sosial Kabupaten Bandung juga memberikan pendampingan dan bantuan karena BJPS yang dimilikinya sempat tak bisa digunakan karena menunggak iuran hingga Rp 4 juta.

"Pihak yayasan ingin membawa ke RSHS (untuk dilakukan penyedotan cairan otak) tapi kondisi anak masih belum stabil karena pihak RSUD tidak mau mengambil risiko. Saya salut pelayanan yang diberikan RSUD dan BPJS karena tidak menemukakan kendala, saya diminta fokus untuk membenahi (finansial) keluarga, karena Anisa sudah ditangani oleh tenaga medis," jelasnya.

Saat detikcom berkunjung ke ruang perawatan, Anisa hanya dapat memeberikan tayapan kosong sambil mengedipkan matanya. Di kasur yang dibalut sprei berwarna putih Anisa terbaring lesu dan tidak dapat bergerak sedikitpun. Kondisi tubuhnya pun menghawatirkan, tangan, kaki dan badannya hanya tinggal kulit.

"Kondisinya seperti ini mas," kata Rian ayah tiri Anisa. "Anisa tidak bisa apa-apa. Karena sudah sejak lahir tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. Anisa juga tidak bisa melihat dan badannya semakin mengecil," tambah Rian sambil membetulkan posisi tidur Anisa.

Rian mengungkapkan, sebelum berat badannya merosot drastis, Anisa sempat memiliki tubuh yang sehat. "Besar tubuhnya tidak seperti sekarang," ungkapnya.

Bagi Anda yang akan menyalurkan bantuan dapat menghubungi nomor 081803945986 a/n Parkoid alias Rian warga Kampung Bojong Nangka, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads