Demikian menurut laporan yang disusun oleh badan-badan intelijen militer dan luar negeri Prancis seperti diberitakan kantor berita Reuters, Rabu (26/4/2017).
Disebutkan bahwa kesimpulan itu diperoleh berdasarkan sampel-sampel yang mereka peroleh dari dampak serangan di lokasi dan sampel darah dari korban. Di antara unsur-unsur yang ditemukan dalam sampel-sampel tersebut adalah hexamine, ciri khas sarin yang diproduksi pemerintah Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diimbuhkan bahwa kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut tak punya kemampuan untuk mengembangkan dan melancarkan serangan seperti itu dan bahwa kelompok radikal ISIS tidak berada di wilayah tersebut.
Sebelumnya pada 13 April lalu, Assad menyatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan senjata kimia di kota Khan Sheikhoun tersebut direkayasa, mengingat banyaknya korban yang tiba di rumah sakit Suriah dan Turki dalam waktu singkat.
Menyusul serangan tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan rudal ke sebuah pangkalan udara Suriah. Itu merupakan serangan langsung pertama AS terhadap rezim pemerintah Assad selama konflik berkepanjangan di Suriah. (ita/ita)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 