"Saya pernah menghadap ketua umum partai, waktu itu Pak Aburizal Bakrie, saya didasari oleh info di luar. Maklum parlemen. Saya tidak tahu info itu kebenarannya, tapi saya wajib mengingatkan ke pimpinan partai. Saya bilang, 'Bang, saya jadi anggota DPR dari 1997. Saya punya gaji halal, karena saya cinta partai ini. Saya dengar ada isu ini, isu itu, dari berbagai pihak. Saya ingin Abang mengingatkan. Saya takut Pak Nov terlibat masalah ini, saya takut partai ini bubar, saya takut partai ini bubar,'" terang Akom membeberkan pertemuannya dengan Ical dalam sidang lanjutan perkara korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Besar, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017).
Akom ingin Ical segera mengkonfirmasi soal rumor e-KTP yang menyeret nama Novanto. Namun Akom tak menyebut secara terperinci rumor yang dimaksud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di persidangan, Akom juga membeberkan kunjungan Novanto ke rumahnya. Saat itu Novanto menyebut istilah 'aman' terkait e-KTP.
"Pada saat kunjungan ke rumah saya, sempat dia (Novanto) bilang soal e-KTP aman. 'Aman, Be.' Kami ini panggil babe. Saya bilang, 'Alhamdulillah, syukurlah. Kalau gitu, partai nggak bubar,'" tutur Akom.
Majelis hakim lantas bertanya soal rumor yang didengar Akom dan dapat membahayakan partai. Menurut Akom, rumor yang dimaksud dugaan keterlibatan Fraksi Golkar.
"Ya, saya dengar Fraksi Partai Golkar terlibat dan disampaikan, 'Aman, Be, kalau soal e-KTP,'" kata Akom juga mencuplik pertanyaan Novanto.
Namun saat ditanya maksud istilah 'aman', Akom meminta agar pertanyaan diajukan ke Novanto.
"Saya kira lebih pas, mohon maaf, tanya ke Pak Nov. Pemahaman saya positive thinking, berarti aman. Partai saya nggak tidak terkait apa-apa, berarti tidak ada apa-apa," sambung Akom.
Dalam sidang sesi sebelumnya, saat ditanya soal kunjungan ke rumah Akom, Novanto mengaku tidak pernah menyebutkan istilah 'aman' terkait proyek e-KTP.
"Tidak pernah, tidak ada," kata Novanto menjawab pertanyaan jaksa soal istilah 'aman'. (fdn/dhn)