Di antara kerumunan anak-anak, tampak seorang pria yang dengan akrab disapa dengan panggilan Pak Ali. Ketika pria itu memasuki rumah itu, anak-anak langsung menyambut dengan tertib bergiliran mencium tangannya.
Siapa yang menyangka di balik figur yang tampak selalu tersenyum dan menyapa hampir setiap anak yang dilihatnya, dia adalah seorang polisi yang sehari-hari bertugas di bagian Provost Polda DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat detikcom menyambangi rumah singgah yang dikelola Brigadir Ali pada suatu sore, anak-anak asuhannya telah rampung belajar mengaji dan bersiap melaksanakan salat Maghrib berjamaah.
"Ya begini. Kadang ada juga yang nakal atau berantem, ya namanya anak-anak. Biasa saja," kata Ali.
Sesekali ada bocah lelaki yang menggelendot manja di pundak Ali. Kemudian ada yang pamit pulang ke rumahnya yang tak jauh dari situ.
"Yang ini potensinya untuk jadi hafidzah, anak ini piatu, tapi pintar, hapalannya sangat kuat," tuturnya sambil mengelus kepala gadis kecil yang tersenyum malu-malu.
Ali sudah mulai mengasuh anak-anak yatim piatu dan kalangan fakir-miskin sejak tahun 2008. Seiring berjalannya waktu, hingga saat ini sudah ada sekitar 30 anak yang menjadi tanggung jawabnya.
Meski ada beberapa yang pulang ke rumahnya, tapi sebagian besar dari mereka tinggal di rumah singgah ini. Mereka berasal dari beragam latar belakang dan daerah asal mulai dari Klaten hingga Lampung.
"Kadang ada yang datang sendiri ke sini, ada juga yang diantar keluarganya ke sini. Kami terima semuanya," ujar Ali.
Untuk mencukupi kebutuhan puluhan orang anak yang usianya ada di antara 19 bulan hingga usia kuliah ini, Ali mengaku tak bisa menjelaskan dari mana asal rezeki yang diperolehnya.
"Selalu ada saja. Alhamdulillah, ada saja, ada beberapa dermawan yang membantu juga," kata Ali.
![]() |
Ali juga mengajak seorang rekannya di kepolisian, Brigadir Heri, untuk ikut mengelola yayasan yang diberi nama Bumi Damai ini. Tak hanya itu, anak didiknya yang telah beranjak dewasa juga ikut mendidik adik-adiknya.
"Saya berusaha mewujudkan pesan dari guru saya dulu saat sebelum jadi polisi. Kalau mau jadi polisi, beliau berpesan, walau pangkat rendah tapi usahakan bermanfaat untuk sesama," tutur Ali.
Berawal dari kepatuhan itulah, Ali mengaku puluhan anak-anak ini kini telah menjadi salah satu sumber kebahagiaannya. "Melihat mereka tertawa, belajar, bisa senyum, capek-capek saya kok hilang," imbuhnya. (sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini