Pemilu Belanda Digelar, Partai PM Rutte Bersaing dengan Geert Wilders

Pemilu Belanda Digelar, Partai PM Rutte Bersaing dengan Geert Wilders

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 15 Mar 2017 15:26 WIB
Geert Wilders (Foto: REUTERS/Robin Van Lonkhuijsen/Pool)
Den Haag - Pemilihan parlemen di Belanda digelar hari ini. Partai Kebebasan dan Demokrasi (VVD) yang menaungi Perdana Menteri Mark Rutte (50) akan bersaing ketat dengan partai PVV (Partai Kebebasan) yang dipimpin politisi anti-Islam dan anti-Uni Eropa, Geert Wilders (53), untuk membentuk partai terbesar di parlemen.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (15/3/2017), sekitar 13 juta pemilih mulai menggunakan hak suaranya di tempat-tempat pemungutan suara di seluruh wilayah Belanda. Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 21.00 waktu setempat.

"Saya memilih untuk Wilders. Saya harap dia bisa membuat perubahan untuk menjadikan Belanda lebih baik," ujar Wendy de Graaf. "Saya tidak setuju dengan semua yang dia katakan ... namun saya merasa bahwa imigrasi merupakan masalah," imbuh wanita tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilu kali ini kental diwarnai sentimen anti-imigran dan anti-Islam yang digaungkan partai-partai politik di Belanda, dan ditambah lagi dengan ketegangan diplomatik Belanda dengan Turki. Berbagai polling yang digelar di Belanda mengindikasikan Partai VVD akan unggul dengan selisih perolehan suara sebanyak 3 persen atas Partai PVV. Namun polling-polling itu belum menyertakan isu ketegangan diplomatik terbaru antara Belanda dengan Turki.

Tidak seperti pemilihan presiden di AS dan Prancis, tidak akan ada pemenang tunggal dalam pemilihan parlemen Belanda. Dari 28 partai politik yang ikut dalam pemilu, sebanyak 15 partai di antaranya memiliki kesempatan besar untuk memenangkan kursi dalam parlemen.

Bahkan diprediksi tidak ada partai yang mampu meraup 20 persen suara. Posisi dan dominasi dalam parlemen ditentukan oleh lobi-lobi politik yang telah berlangsung selama berminggu-minggu sebelum pemilu. Partai-partai politik diharuskan saling berkoalisi untuk bisa meraih dominasi dalam parlemen.

Wilders sendiri hampir tak punya peluang untuk membentuk pemerintahan, mengingat semua partai terkemuka telah menolak bekerja sama dengan dia. Namun kemenangan PVV tetap akan menimbulkan keterkejutan di seluruh Eropa.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads