Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran saat dihubungi detikcom, Kamis (23/2/2017). Menurutnya dua kecamatan yang bebeknya mati mendadak itu adalah Kutawaringin dan Soreang. "Yang positif flu burung itu di Soreang, tapi ada juga yang karena cekak atau tetelo. Namun karena itu (dua kecamatan) satu hamparan, ya kami waspadai semuanya flu burung," katanya.
Tisna mengaku sudah mengirimkan tim sejak dilaporkan adanya kematian bebek secara serentak dan mendadak, dua minggu lalu. Dari hasil pengamatannya, yang mati mendadak dengan dugaan kuat terkena flu burung hanya bebek, tidak terkena pada ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya mulai besok, timnya akan diterjunkan ke daerah endemis flu burung lainnya yaitu ke Rancaekek, Banjaran, dan Katapang. "Kita akan periksa apakah kasus yang sama terjadi di daerah lain," katanya.
Besok juga rencananya bupati dan komisi B DPRD Kabupaten Bandung akan langsung terjun ke daerah endemis untuk sosialisasi. Hewan yang masih hidup dan terlihat sehat akan divaksin. Sementara bebek yang terlihat sudah sakit akan dimusnahkan. "Untuk besok 600 vaksin sudah siap," ungkapnya.
Ditanya soal penggantian bagi para peternak yang unggasnya dimusnahkan, Tisna mengaku untuk sementara tidak akan ada penggantian. Namun pihaknya akan mengajukan ke dewan agar bisa dianggarkan pada APBD Perubahan nanti.
Tisna menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran kepada manusia. Para pemilik bebek akan diperiksa kesehatannya. "Kemarin ada pemilik bebek yang bawa anaknya ke puskesmas karena sakit, mudah-mudahan sih bukan sakit flu burung. Sampai saat ini belum ada laporannya," katanya.
Untuk mencegah penyebaran virus flu burung, ia mengimbau agar para peternak memperhatikan kebersihan kandang. "Kalau kandangnya tidak sehat, kemungkinan besar virus hidup itu besar," pungkasnya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini