Ibunya, Fahimeh Kashkooli, tinggal di AS dengan visa mahasiswa karena dirinya tengah menempuh pendidikan S2 di Fordham University School of Law di New York. Wanita berumur 33 tahun itu meneteskan air mata saat menjemput putrinya di Bandara Internasional John F. Kennedy pada Senin, 6 Januari malam waktu setempat.
"Saya tak bisa mengungkapkan perasaan saya dengan kata-kata," tutur Kashkooli saat menunggu kedatangan putrinya di bandara seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (7/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putrinya, Alma Kashkooli, sebelumnya telah beberapa kali pergi ke AS untuk bertemu ibunya dan mendapatkan perawatan medis, termasuk operasi sebelumnya di San Diego. Anak tersebut menderita kondisi mata yang sangat langka, yang bahkan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mendiagnosa penyakitnya. Alma diketahui menderita kondisi mata yang langka, yang merupakan kelainan bawaan
Semula Alma dijadwalkan tiba di AS pada 31 Januari lalu untuk menjalani operasi di rumah sakit anak Pittsburgh. Para dokter telah menyerukan Kashkooli untuk membawa putrinya ke AS secepat mungkin. Namun dengan adanya kebijakan imigrasi Trump mengenai larangan sementara bagi warga dari 7 negara muslim, termasuk Iran untuk masuk ke AS, Alma batal tiba di AS pada 31 Januari lalu.
Saat itu Kashkooli dilanda kesedihan tiada tara. "Saya tak bisa mengatakan padanya (Alma), malaikat kecil saya, bahwa kamu dianggap sebagai ancaman bagi negara ini," tutur Kashkooli.
Namun pengadilan federal AS kemudian memerintahkan penangguhan kebijakan imigrasi Trump yang kontroversial itu. Dengan penangguhan ini, Alma akhirnya bisa terbang ke AS.
(ita/ita)