Abdolghasem Eshaghi (68) dan istrinya Kobra Alizadeh (58) telantar saat transit di Bandara Schiphol, Amsterdam sejak Sabtu (28/1) waktu setempat. Keduanya terbang dari Teheran, Iran via Amsterdam dengan maskapai KLM untuk mengunjungi anak mereka di AS.
Rencana mereka gagal saat Presiden Donald Trump memberlakukan perintah eksekutif yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim, termasuk Iran, masuk ke AS meskipun memiliki visa yang sah. Aturan itu diberlakukan secara tiba-tiba tanpa peringatan, sehingga banyak orang yang telantar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka akan terbang ke Amerika dengan penerbangan KLM hari ini," imbuhnya.
Baca juga: Kebijakan Trump Bikin 6 Warga Iran Telantar di Bandara Amsterdam
Lebih lanjut, Vrijenhoek mengaku tak tahu alasan otoritas AS akhirnya memperbolehkan pasangan Iran itu terbang ke AS. Juru bicara Kedutaan Besar AS di Den Haag enggan mengomentari kasus-kasus perorangan.
Eshaghi dan istrinya ingin mengunjungi anak perempuan mereka yang bekerja dan kuliah di Washington DC. "Mereka sudah tidak bertemu dengan dia selama 5 tahun dan sekarang sangat senang akhirnya bisa melanjutkan perjalanan," tutur salah satu kerabat pasangan ini di Teheran, kepada AFP.
Pasangan ini dan empat warga Iran lainnya terjebak di Amsterdam gara-gara kebijakan imigrasi Trump. Empat warga Iran lainnya bersedia diterbangkan kembali ke Teheran. Namun pasangan ini bersikeras menunggu di Bandara Schiphol.
Surat kabar lokal Belanda, De Volkskrant, menyebut pasangan lanjut usia itu diberi tempat penginapan di hotel setempat pada Rabu (1/2) setelah menginap empat malam di Bandara Schiphol. Kepada De Volskrant, Eshaghi menyatakan ingin tetap di Schiphol hingga bisa lanjut terbang ke AS atau hingga uang mereka habis. "Tiket pesawat saya menyebut perjalanan dari Teheran ke AS. Bukan perjalanan dari Teheran ke Teheran via Schiphol," ucapnya. (nvc/ita)