Pihak Gedung Putih menuding media melakukan framing atau pembingkaian berita kala membandingkan foto-foto kepadatan massa di National Mall, Washington DC saat pelantikan Trump dan Obama.
"Ini adalah penonton terbesar yang pernah ada dalam suatu pelantikan. Baik secara personal maupun seluruh dunia," ujar Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer yang dituliskan dengan nada berapi-api, seperti dilansir Reuters, Minggu (22/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spicer mengatakan bahwa ruang untuk 720 ribu orang penuh saat Trump diambil sumpahnya sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2017 lalu. Dia juga menambahkan bahwa National Park Services, yang mengelola taman-taman nasional di seluruh AS, tidak mengeluarkan jumlah massa resmi.
"Tidak ada pihak yang punya angkanya," ujar Spicer lugas.
Sebelumnya, beberapa media, salah satunya CNN, mengambil gambar foto udara National Mall, tempat massa berkerumun untuk menyaksikan pelantikan Trump dan membandingkannya dengan foto udara saat pelantikan Obama tahun 2009 lalu.
Tak cuma itu, media juga melansir data dari Pemerintah Kota Washington DC yang memperkirakan 1,8 juta orang menghadiri pelantikan Barrack Obama sebagai Presiden AS 2009 lalu sebagai kerumuman massa terbesar yang pernah ada di National Mall. Sedangkan kerumuman massa saat pelantikan Trump lebih kecil dari 2009 lalu.
Data juga diambil dari pihak sistem kereta bawah tanah Metro di Washington DC. Pihak Metro mencatat ada 193 ribu penumpang hingga Jumat (20/1) siang pukul 11.00 waktu setempat, saat Trump dilantik. Dibandingkan tahun 2009 saat Obama dilantik, penumpang Metro saat itu sudah mencapai 513 ribu.
Pada Sabtu (21/1), sehari setelah Trump dilantik, penumpang Metro mencapai 275 ribu. Pihak Metro mengaku kerepotan menangani massa yang datang untuk mengekspresikan protesnya akan Trump. (nwk/van)