Notomiharjo, Ayah Jokowi yang Penggila Keroncong

Notomiharjo, Ayah Jokowi yang Penggila Keroncong

Deden Gunawan, Ibad Durohman - detikNews
Selasa, 17 Jan 2017 14:32 WIB
Ilustrasi: Edi Wahyono
Jakarta - Tak banyak yang tahu seperti apa sosok almarhum Wijiatno Notomiharjo, ayah Presiden Joko Widodo. Ternyata, ia seorang pengusaha kayu yang menggemari musik keroncong.

Hal itu diungkapkan oleh Sri, perempuan yang sudah puluhan tahun menjadi pembantu di keluarga Jokowi, saat ditemui tim detikX, Jumat, 6 Januari 2017, di Solo, Jawa Tengah.

Sri bersama suaminya, Arso, tinggal di salah satu rumah keluarga Jokowi di Jalan Ahmad Yani Nomor 331, Manahan, Banjarsari, Solo. Arso telah meninggal dua tahun lalu karena sakit jantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah keluarga Jokowi di Manahan, Solo. (Ibad Durohman/detikX)Rumah keluarga Jokowi di Manahan, Solo. (Ibad Durohman/detikX)
Sri bercerita, dahulu ketika keluarga Jokowi masih tinggal di Jalan Ahmad Yani, Notomiharjo sering mengundang orkes keroncong di halaman rumah. Kebetulan rumah besar tersebut berhadapan dengan pool bus Damri.

Orang berkerumun apabila digelar pertunjukan keroncong. Mereka yang lewat pun berhenti dan bergiliran memainkan gamelan. Dan Notomiharjo selalu menjadi bintang panggung.

Lelaki bertubuh tinggi, besar, dan berkulit putih itu tampak gagah bila sedang bersenandung sambil memainkan gitar bas. "Jadi Pak Noto itu pintar memainkannya (bas). Lagu kesukaannya Caping Gunung. Sering itu dinyanyikan," tutur Sri.

Hobi menggelar musik keroncong itu rupanya sudah sering dilakukan Notomiharjo saat masih tinggal di Kampung Cinderejo Lor, Gilingan, Solo. Ia senang mengumpulkan anak muda untuk bermain gitar.

Tempatnya berpindah-pindah, kadang di depan rumah, kadang di pinggir jalan tempat menurunkan kayu dagangan. "Ya namanya anak muda, ya, sama saja saya kira. Kan kita pernah muda, tahulah sifatnya," kata teman kecil Jokowi, Bandi.

Jiwa sosial Notomiharjo terlihat dalam kegiatan kumpul-kumpul itu. Ia sering membelikan makanan dan minuman buat kerumunan orang yang menonton pertunjukan keroncong. Tak hanya itu, ia juga memberikan sedekah.

Kumpulan pemain musik yang digawangi Notomiharjo sempat berkembang dengan nama orkes Keroncong Jati. Sayangnya, sisa kejayaan keroncong itu sekarang hilang. Alat-alat gamelan yang dibeli kini entah ke mana sepeninggal Notomiharjo tahun 2000.

Menurut Sri, Notomiharjo meninggal saat dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta karena penyakit hernia. Saat sedang berbaring di rumah sakit, Notomiharjo tetap setia dengan keroncong. Ia suka mendengar musik itu sampai tertidur pulas.

Berbeda dengan ayahnya, Jokowi waktu muda adalah penggemar Koes Plus dan rock. Jokowi senang mendengarkan Koes Plus apabila sedang sendirian di dalam kamarnya.

Ungkap cerita tentang Notomiharjo dan silsilah keluarga Jokowi selengkapnya di detikX edisi Sabtu, 14 Januari 2017. (irw/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads