"Jujur, soal pertanyaan Anda tentang penyamaan dengan Nazi Jerman, saya sama bingungnya dengan Anda, saya tidak bisa menafsirkan itu," ucap Steinmeier dalam konferensi pers, menjawab pertanyaan wartawan soal komentar Trump, seperti dilansir AFP, Jumat (13/1/2017).
Pada Rabu (11/1) waktu setempat lalu, Trump menanggapi bocoran komunitas intelijen AS soal Rusia memiliki rekaman video Trump sedang menonton 'aksi seks merendahkan' pekerja seks komersial (PSK) di hotel mewah di Moskow. Bocoran itu juga menyebut Rusia banyak membantu dan mendukung Trump selama 5 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Trump Sebut Badan Intelijen AS Bertindak Seperti Nazi
Dalam konferensi pers di lobi Trump Tower, Presiden AS ke-45 itu menyebut bocoran intelijen itu sebagai 'sesuatu yang akan dilakukan dan telah dilakukan Nazi Jerman. Trump sempat menuding 'badan intelijen AS' sebagai sosok yang membocorkan informasi intelijen itu.
Bocoran informasi intelijen yang dilaporkan media-media AS serta media internasional lainnya, juga terdiri atas klaim yang belum bisa dipastikan kebenarannya soal tim Trump bersekongkol dengan Rusia untuk memenangkan pilpres AS pada 8 November 2016.
Sementara itu, Steinmeier sendiri dikenal sebagai pejabat Jerman yang paling kerap berkomentar keras soal Trump. Sehari usai Trump menang mengejutkan dalam pilpres AS, Steinmeier menyebut hubungan Jerman dengan AS akan lebih sulit di bawah Trump.
Selama masa kampanye, Steinmeier sempat menyamakan Trump dengan 'penceramah kebencian'. Menurut Steinmeier saat itu, kepresidenan Trump akan menjadi hal menakutkan bagi dunia. Kali ini, Steinmeier mengkritik kebiasaan Trump untuk membahas isu penting dan kebijakan luar negeri via Twitter.
"Saya tidak bisa membayangkan pesan-pesan Twitter ini akan berlangsung lama, saya tidak dalam posisi merumuskan konsep kebijakan luar negeri dalam 140 karakter," ucapnya.
(nvc/ita)