"Ini aduh 'speechless' ngomentarinya. Saya dari tahun 2014 yang ngomentari ini. Dulu Cipulir lebih tinggi lagi tapi belum lihat," kata Elisa saat bertemu detikcom di lokasi, Kamis (29/12/2016).
Elisa tergabung dalam komunitas Rujak Center of Urban Studies dan sehari-hari bergelut tentang perkotaan dan tata kota. Ia merasa perlu adanya perbaikan dari halte tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangankan untuk pengguna disabilitas atau lanjut usia, untuk orang biasa saja halte tersebut dinilai tak ramah. Anak tangganya terlalu curam. Ditambah lagi bahan besi dari tangga halte dikhawatirkan akan membuat licin.
Elisa sebagai pengguna transportasi umum meras bahwa halte ini harus diperbaiki dan disesuaikan.
![]() |
"Itu 'bordes'-nya bergelombang. Ada 117 anak tangga ini gimana. Ini halte paling parah setelah di Benhil (Bendungan Hilir) dan di Cempaka Putih yang penuh perjuangan. Saya sengaja ke sini untuk membuktikan naik sendiri," urainya. (msl/rna)