Drama Penundaan Tiba-tiba Eksekusi Mati 10 Narapidana

Kaleidoskop 2016

Drama Penundaan Tiba-tiba Eksekusi Mati 10 Narapidana

Andi Saputra - detikNews
Rabu, 28 Des 2016 11:17 WIB
Ilustrasi (dok.detikcom)
Jakarta - Ada 'drama' di bidang pemberantasan narkoba pada 2016, terutama terkait dengan pelaksanaan eksekusi mati. Sebanyak 14 Orang sudah dimasukkan ke ruang sel isolasi untuk dieksekusi mati. Tapi tiba-tiba hanya 4 yang dibawa ke depan regu tembak, 10 sisanya dikembalikan ke sel penjara.

Drama tersebut terjadi pada pergantian hari, dari Kamis ke Jumat, 27-28 Juli 2016. Empat orang yang dieksekusi mati itu adalah:

1. Freddy Budiman (37)
2. Michael Titus (34)
3. Humprey Ejike (40)
4. Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane (34)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah dugaan muncul dari penundaan eksekusi mati terhadap sepuluh orang tersebut. Tapi hal itu ditampik Jaksa Agung HM Prasetyo.

"Saya tidak mendengar ada tekanan diplomatik, tidak ada. Kalau imbauan ada, tapi tekanan tidak ada. Kita harus menghormati kedaulatan hukum kita. (Imbauan dari) Australia, Inggris, dan lainnya, tapi mereka semua harus menghormati kedaulatan hukum kita," ucap Jaksa Agung HM Prasetyo saat jumpa pers di kantornya, Jalan Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2016).

Eksekusi mati itu merupakan eksekusi mati gelombang ketiga dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Eksekusi mati gelombang II yaitu:

1. Marco Archer Cardoso Mareira (Brasil)
2. Daniel Enemua (Nigeria)
3. Ang Kim Soe (Belanda)
4. Namaona Dennis (Malawi)
5. Rani Andriani/Melisa Aprilia (Indonesia)
6. Tran Thi Hanh (Vietnam)

Adapun terpidana mati yang dieksekusi mati pada gelombang II adalah:

1. Andrew Chan (Australia)
2. Myuran Sukumaran (Australia)
3. Martin Anderson (Ghana)
4. Raheem Agbaje Salami (Cordova)
5. Rodrigo Gularte (Brasil)
6. Sylvester Obiekwe Nwolise (Nigeria)
7. Okwudili Oyatanze (Nigeria)
8. Zainal Abidin (Indonesia) (asp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads