Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meresmikan Terminal Tirtonadi Solo sebagai terminal tipe A, di Solo, Selasa (27/12/2016) siang. Dalam acara tersebut, Menhub sekaligus meresmikan penggunaan skybridge, yang menghubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun KA Solo Balapan sepanjang 438 meter.
Penataan Terminal Tirtonadi Solo menghabiskan dana Rp 186 miliar. Saat ini terminal seluas 5 hektare yang mampu menampung 140 kendaraan bus tersebut dibangun dengan konsep modern dan telah diberlakukan e-ticket. Terminal dibagi menjadi empat zona, yaitu untuk penumpang bertiket, zona penumpang belum bertiket, zona perpindahan penumpang, dan zona pengendapan kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terminal ini akan dijadikan percontohan nasional. Pemerintah bertekad mewujudkan moda transportasi umum yang selamat, aman, dan nyaman sehingga pembangunan infrastruktur transportasi terus dibenahi. Terminal Solo ini tidak main-main. Terminalnya kempling, sudah seperti bandara. Tanpa bermaksud membanding-bandingkan, tapi memang banyak yang kurang terawat di daerah lain," kata Budi Karya.
Budi Karya mengakui saat ini moda transportasi bus banyak ditinggalkan. Namun, dengan pengelolaan yang baik dan terpadu, dia yakin bus akan kembali diminati penumpang karena lebih memungkinkan untuk menghubungkan penumpang hingga ujung-ujung kota tujuan.
"Di Solo ini kita memang berencana semua moda transportasi digabungkan. Dari Tirtonadi terhubung dengan Stasiun KA di Solo Balapan. Dari Solo Balapan akan kita gabungkan ke Bandara Adi Soemarmo, sehingga penumpang menjadi nyaman. Dalam dua tahun lagi akan dibangun pusat perdagangan di bagian atas Terminal Tirtonadi ini, sehingga akan memecah konsentrasi pusat perekonomian di kawasan selatan agar ada pemerataan di kawasan Solo Utara ini," lanjutnya.
![]() |
Selanjutnya, kata Budi, Terminal Tirtonadi akan tetap dikelola oleh Pemkot Surakarta. Meskipun sesuai dengan amanat UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terminal bus bertipe A seharusnya diserahkan ke pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, karena berbagai pertimbangan akhirnya pengelolaan Tirtonadi tetap diserahkan kepada Pemkot Surakarta. Terminal Tirtonadi akan menjadi aset pusat yang dikelola daerah.
"Pemerintah pusat akan akan tetap memberikan subsidi. Terminal ini akan tetap dikelola Pemda, tapi regulator dan supervisi dari pemerintah pusat. Ini karena dinamika di daerah dan Kota Solo terbukti sebagai kota yang sering menerima penghargaan, maka kami akan terus bersinergi. Selanjutnya akan dijadikan pilot project. Kita juga harus memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemkot karena telah melakukan penataan sangat bagus. Ini lompatan besar," lanjutnya. (mbr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini